23 Pegawai PLN Jadi Korban Tsunami Selat Sunda
PT Perusahan Listrik Negara (PLN) melaporkan, jumlah korban jiwa peserta gathering PLN Transmisi Jawa Bagian Barat (TJBB) akibat terjadinya tsunami di Banten, tercatat sebanyak 23 orang. Angka tersebut diterima dari data yang dihimpun PLN hingga pukul 14.00 WIB siang ini.
PT Perusahan Listrik Negara (PLN) melaporkan, jumlah korban jiwa peserta gathering PLN Transmisi Jawa Bagian Barat (TJBB) akibat terjadinya tsunami di Banten, tercatat sebanyak 23 orang. Angka tersebut diterima dari data yang dihimpun PLN hingga pukul 14.00 WIB siang ini.
Kepala Satuan Komunikasi Corporate PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), I Made Suprateka mengatakan, dari 225 peserta gathering terdiri dari karyawan PLN beserta istri tersebut, tercatat 23 orang meninggal dunia. Sementara 137 orang dilaporkan selamat, sedangkan 65 sisanya masih belum ditemukan.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Apa yang membuat Bantul kekurangan EWS Tsunami? “Karena EWS itu diadakan sudah setahun lalu. Seiring perkembangan zaman ada pertumbuhan komunitas penduduk di pinggir pantai sehingga setelah kita analisis kebutuhan EWS masih kurang,” kata Agus dikutip dari ANTARA pada Kamis (2/11).
"Saya laporkan pada hari ini data per jam 14.00 WIB ini jumlah korban yang ada di sana meningkat menjadi 23 orang yang meninggal dunia," kata I Made saat jumpa pers di kediamannya, Jakarta, Minggu (23/11).
I Made mengatakan, saat ini seluruh korban jiwa tersebut sudah dievakuasi ke Kantor TJBB yang ada di daerah Gandul, Cinera Depok dari yang sebelumnya masih berada di Rumah Sakit Umum Daerah Pandeglang.
"Kami dari PLN sudah melakukan upaya evakuasi terhadap korban yang berasal dari PLN khsusunya," imbuhnya.
Di samping itu, dirinya juga menginformasikan bagi seluruh pihak korban yang keberadaanya belum ditemukan dapat segera melapor ke posko PLN yang berada di sekitar kawasan terdampak bencana. Hal ini diminta agar mempermudah pihaknya melakukan penyisiran kembali.
"Jika ada yang masyarakat atau korban menyaksikan ini agar segera melapor ke posko supaya kita bisa mendata lebih rinci peserta employee gathering PLN dapat terlacak dengan baik," tandasnya.
Baca juga:
Kapolri Tinjau Lokasi Terparah Akibat Tsunami di Pantai Carita dan Anyer
Ratusan Rumah, Perahu dan Puluhan Kendaraan Rusak Akibat Tsunami
PVMBG Pastikan Gunung Anak Krakatau Belum Menunjukkan Letusan Besar
Takut Tsunami Susulan, Warga Pandeglang Berlari ke Ketinggian
Rumah dan Kapal Rusak, Nelayan di Pantai Sukaraja Tak Berani Pulang
Dampak Tsunami di Anyer, Banyak Tamu Hotel Pilih Pulang Lebih Awal
Petugas Evakuasi 12 Mahasiswa Korban Tsunami yang Terjebak di Pulau Legundi