3 Tantangan Ekonomi Dunia di 2022, Suku Bunga The Fed Hingga Perang Rusia-Ukraina
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, saat ini ada tiga tantangan yang tengah dihadapi dalam proses pemulihan ekonomi global. Pertama, dampak dari normalisasi kebijakan negara-negara maju. Ini tergambar dari kebijakan The Fed yang sudah menaikan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) per Maret 202.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, saat ini ada tiga tantangan yang tengah dihadapi dalam proses pemulihan ekonomi global. Pertama, dampak dari normalisasi kebijakan negara-negara maju. Ini tergambar dari kebijakan The Fed yang sudah menaikan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) per Maret 202.
"Semula kami perkirakan lima kali tahun ini, tapi inflasi yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat di Amerika kemungkinan akan mendorong bank sentral menaikan suku bunga tujuh kali. Termasuk yang sudah sekali Maret ini," ujarnya dalam Kuliah Umum G20, Senin (21/3).
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana Indonesia berencana untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Bangladesh? Dalam bidang energi dan infrastruktur, disampaikan pula terkait kesiapan Indonesia dalam berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Bangladesh melalui konsorsium proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
Kebijakan tersebut lantas bakal berdampak pada kenaikan suku bunga global, dan juga persepsi risiko di tingkat dunia. Kondisi itu jelas akan mempersulit negara berkembang untuk bisa pulih, karena harus menghadapi dampak dari rambatan global ketidakpastian dan kenaikan suku bunga global terhadap arus modal.
"Karenanya juga membatasi kemampuan negara-negara berkembang dalam merumuskan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri," imbuh Perry.
Isu kedua, dampak luka memar (scarring effect) dari pandemi Covid-19. Banyak korporasi di negara maju terkena pengaruh scarring effect. Itu turut berdampak pada kemampuan pemulihan ekonomi.
"Demikian juga di banyak negara berkembang, memulihkan dunia usaha jadi isu yang harus diatasi. Memang penyaluran kredit perlu ditingkatkan. Tapi lebih dari itu, bagaimana melakukan reformasi di sektor riil, transformasi struktural agar bisa mendorong daya saing dan produktivitas di sektor riil dan dunia usaha," tuturnya.
"Dunia usaha juga harus berubah, bagaimana melakukan strategi bisnis post covid era," tegas Perry.
Tantangan ketiga sekaligus yang paling berdampak, ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Perry menyebut, ada tiga dampak yang terjadi imbas ketegangan Rusia dan Ukraina.
"Pertama, kenaikan harga-harga komoditas global. Tidak hanya energi, tapi juga pangan. Berdampak pada kenaikan inflasi dari berbagai negara," seru dia.
Aspek kedua, kegaduhan dalam mata rantai perdagangan global. Ketegangan ini juga berpengaruh pada rantai distribusi pasokan, juga volume perdagangan global. "Tentu saja berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi global, yang berisiko lebih rendah dari perkiraan 4,4 persen karena menurunnya volume perdagangan global," ucap Perry.
Dampak ketiga yakni jalur keuangan. Tidak hanya berpengaruh pada persepsi global, saat ini banyak pelaku di pasar global kembali untuk memegang safe haven asset yang jelas punya risiko rendah.
"Tentu saja termasuk juga cash, dan mereka menarik aliran modalnya ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, dan bisa berdampak terhadap stabilitas eksternal dan nilai tukar," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Gubernur BI Prediksi Pemulihan Ekonomi Global Tak Seimbang di 2022, Apa Dampaknya?
Pengusaha: Pelonggaran Aktivitas Momen Positif untuk Genjot Ekonomi
Menengok Manfaat Ekonomi Perhelatan MotoGP Mandalika untuk Masyarakat Setempat
Erick Thohir Sebut Ada 3 Disrupsi yang akan Dialami Dunia
Sandiaga Uno Gandeng RSK-RSI Dorong 'Juragan Lele Lalap' Lewat Budikdamber
GoTo: Teknologi dan Ekosistem Kita Bisa Bantu Masyarakat Bawah Terdampak Pandemi