4 Senjata rahasia China ini bisa dongkrak ekonomi global
China sebenarnya bisa saja kembali merangsang pertumbuhan ekonomi global.
Melemahnya pertumbuhan ekonomi China belakangan ini membuat khawatir banyak negara. Investor global ketakutan karena China selama ini menjadi pasar terbesar produk berbagai negara.
Selain itu, China belum lama ini juga mendevaluasi mata uangnya, Yuan. Kebijakan ini diambil untuk mendongkrak ekspor negaranya yang selama ini anjlok. Kebijakan ini mengguncang ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Di mana sampah luar angkasa menghantam Stasiun Luar Angkasa China? “Modul inti Tianhe dari stasiun luar angkasa telah mengalami kehilangan sebagian pasokan daya akibat benturan dari sampah luar angkasa pada kabel daya di sayap panel surya,” ujar wakil direktur CMSA, Lin Xiqiang.
-
Kenapa sebagian Tembok Besar China mengalami kerusakan? Namun, hal ini bergantung pada komposisi biocrust dan iklim di wilayah tempat sampel diambil.
-
Siapa yang dikabarkan mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Kapan nilai tukar Dolar Singapura terhadap Rupiah mengalami penurunan signifikan? Kemudian, terjadi penurunan hingga mencapai titik terendah sekitar 11.700 IDR per 1 SGD, sebelum kembali menguat ke 11.762,02 IDR per 1 SGD pada 25 September 2024.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
Bahkan dampaknya lebih parah dari turunnya harga minyak dunia, bangkrutnya Yunani atau kenaikan suku bunga The Fed.
Buktinya, nilai tukar Rupiah sempat anjlok dalam hingga menyentuh angka Rp 14.000 per USD. Ini adalah level terendah semenjak krisis 1998 silam.
Kebijakan China ini juga menakuti para investor global. Terbukti dengan turunnya harga saham beberapa perusahaan, seperti perusahaan merek mewah, semikonduktor serta pertambangan beberapa waktu lalu. Pertumbuhan China melemah, investor gelisah.
Namun demikian, Anda tidak perlu panik. Pasalnya, China diyakini masih mempunyai senjata pamungkas yang belum digunakan untuk mendongkrak ekonominya sekaligus ekonomi global.
Negara ekonomi terbesar kedua dunia ini diyakini masih menyimpan senjatanya. Analis menyebut China sebenarnya bisa saja kembali merangsang pertumbuhan ekonominya dan mendorong ekonomi global, namun belum dilakukan.
Berikut senjata China yang masih disimpan untuk dongkrak ekonomi global seperti dilansir dari CNN di Jakarta, Rabu (26/8).
Investasi infrastruktur
Meski sudah menjadi negara maju, China disebut masih membutuhkan banyak investasi, terutama infrastruktur. Pembangunan infrastruktur akan kembali membangkitkan ekonomi China.
China masih membutuhkan banyak infrastruktur seperti jalan raya, kereta bawah tanah, pasokan air serta infrastruktur kesehatan.
"Investasi infrastruktur akan meningkatkan kembali tenaga kerja di China. Biasanya terjadi setelah negara berkembang pesat karena industrialisasi. Dalam waktu dekat, investasi infrastruktur secara langsung akan memberikan kontribusi pada pertumbuhan PDB China," kata analis UBS, Wang Tao.
Pengeluaran pemerintah untuk belanja infrastruktur memang tidak menjamin ekonomi untuk jangka panjang. Namun, setidaknya ini akan mempertahankan ekonomi hingga daya beli masyarakat kembali pulih.
Stimulus fiskal
Meskipun China kini dililit utang, tapi pemerintah masih memiliki ruang untuk meningkatkan belanja fiskal. Defisit anggaran berjalan China dinilai masih relatif rendah dibandingkan negara lain.
Ekonom China dari Deloitte, Xu Sitao mengatakan Beijing sebenarnya bisa mempertimbangkan potongan pajak. Misalnya, untuk industri yang meningkatkan konsumsi.
Ke depan, analis berharap China untuk meninjau kembali anggaran dan kebijakan pajak pada pertemuan politik di bulan Oktober mendatang.
Penyelamatan politik
Komite sentral partai komunis China bakal menggelar pertemuan pada musim gugur ini. Pertemuan untuk menyetujui rencana negara lima tahun mendatang dari 2016 - 2020.
Jika pemerintah pusat bisa hadir, pertemuan ini bisa digunakan untuk memasukkan rekomendasi kebijakan efektif. Ada kemungkinan pertemuan ini akan memulihkan kepercayaan investor dan kembali menggenjot pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi BNP Paribas, Xingdong Chen dalam catatannya mengatakan ini juga menjadi peluang China untuk membenahi perusahaan milik negara. "Langkah lebih penting untuk mereformasi BUMN dan memerangi inefisiensi dan pemborosan," katanya.
Bank sentral simpan aksi
People's Bank of China atau bank sentral China masih belum mengeluarkan aksinya untuk menggenjot perekonomian. Sebenarnya, bank sentral bisa saja menurunkan suku bunga sehingga dana kredit menjadi murah.
Bank sentral juga sebenarnya bisa mengubah kewajiban permodalan perbankan sehingga kredit yang dikucurkan bisa lebih banyak.
Analis Baring Asset Management, Khiem Do mengatakan kedua kebijakan ini masih disimpan oleh pemerintah China.
"Jika digunakan ini akan meningkatkan likuiditas dan perekonomian juga. Ini juga bisa menjadi stimulus di pasar saham," katanya.
(mdk/idr)