4 Tantangan Ekonomi Ini akan Jadi Momok Bagi Indonesia
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa membeberkan ada 4 tantangan ekonomi yang patut diwaspadai oleh Indonesia ke depannya.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa membeberkan ada 4 tantangan ekonomi yang patut diwaspadai oleh Indonesia ke depannya.
Pertama, sejumlah situasi ekonomi terkini yang masih jadi penyebab tingginya ketidakpastian secara global. Antara lain, kenaikan inflasi, harga energi, perlambatan negara ekonomi utama dunia seperti Amerika Serikat dan China, serta kenaikan suku bunga acuan secara global.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
"Berbagai lembaga internasional sudah merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022. Ekonomi global diperkirakan tumbuh dalam kisaran 2,9-3,2 persen pada 2022. Tahun 2023 juga ekonomi global akan tumbuh tidak jauh beda dengan sekarang, di kisaran 2,8-3 persen," urainya dalam sesi webinar, Kamis (6/10).
Kedua, literasi keuangan yang masih rendah. Mengacu hasil survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di 2019, indeks inklusi keuangan nasional berada pada level 76,19 persen, sementara indeks literasi keuangan berada pada level 38,03 persen.
Artinya, sekitar 7 dari 10 masyarakat Indonesia telah memiliki akses produk dan jasa keuangan. Namun, hanya 4 dari 10 orang yang memahami apa itu produk dan jasa keuangan.
"Terdapat gap yang signifikan antara inklusi dengan literasi keuangan nasional. Pemahaman masyarakat yang terbatas atas produk keuangan menyebabkan timbulnya berbagai risiko seperti penipuan yang berdampak buruk kepada masyarakat," ujarnya.
Berikutnya, proses digitalisasi yang luar biasa cepat memunculkan risiko sendiri berupa adanya kejahatan siber. Dia lantas meminta perbankan untuk terus memperkuat sistem informasi guna mencegah potensi terjadinya kejahatan siber.
"Kita ketahui bahwa kian hari risiko cyber security akan meningkat. Apalagi masyarakat tidak memiliki literasi tinggi secara digital kasus-kasus seperti scamming, phishing, ransomware, dan kejahatan-kejahatan keuangan lain melalui cyber," tegas Purbaya.
Catatan terakhir, pendalaman pasar keuangan di Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara tetangga. Purbaya menyebut, kapitalisasi pasar modal Indonesia pada 2020 masih berada di angka 46,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Di sisi lain, Filipina sudah berada di level 75,4 persen, Thailand 108,7 persen, dan Malaysia 129,5 persen.
"Pendalaman pasar keuangan ini perlu terus ditingkatkan supaya peran pasar keuangan sebagai sumber pembiayaan pembangunan semakin tinggi, dan tidak tergantung terhadap dana asing dalam pembangunan nasional," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ekonomi China Hingga Jepang Tertekan Imbas Kenaikan Suku Bunga The Fed
Jokowi Yakin Ekonomi Kreatif Bisa Jadi Tulang Punggung RI di Masa Depan
Jokowi: Ekonomi Kreatif Jadi Solusi Tingkatkan Taraf Hidup Masyarakat
Airlangga Optimis Ekonomi RI Tahun Depan Tetap Positif di Tengah Ancaman Resesi
Imbas Perang, Ekonomi Eropa Timur & Asia Tengah Diperkirakan Melemah di 2023
Airlangga Pede Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2022 di Atas 5 Persen