5 Kisah lucu sampai miris ini terjadi di SPBU di Indonesia
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) baru-baru ini melakukan uji petik terhadap 50 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina, atau 10 persen dari total SPBU di Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Langkah ini dilakukan untuk menyakinkan publik terhadap performa dan keakuratan SPBU.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) baru-baru ini melakukan uji petik terhadap 50 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina, atau 10 persen dari total SPBU di Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Langkah ini dilakukan untuk menyakinkan publik terhadap performa dan keakuratan SPBU.
Staf Bidang Penelitian YLKI Koordinator Lapangan, Natalia Kurniawati mengatakan uji petik tersebut tidak hanya menguji keakuratan takaran, tapi juga mengevaluasi seluruh pelayanan SPBU termasuk toilet dan musala.
"Pengujian dilakukan pada 27 September 2016 hingga 22 Oktober 2016. Sebagian besar hasil takaran SPBU dalam pengujian ini masih dalam batas toleransi standar metrologi legal (2 nozzle dari 229 nozzle yang diuji) dan jika menggunakan standar Pertamina ada 20 nozzle dari 229 yang diuji," ujarnya saat acara 'Launching dan Talkshow Hasil Uji Petik, Takaran serta Standard Layanan di SPBU' di Hotel Acacia, Jakarta.
Menurutnya, dari hasil uji petik tersebut, juga didapat keluhan masyarakat terhadap pelayanan SPBU Pertamina khususnya keberadaan toilet dan musala. "Jika mengacu pada 2 fasilitas utama sering dibutuhkan konsumen, toilet hanya 6 SPBU dari 48 SPBU yang memenuhi harapan dan 4 musala dari 48 SPBU yang sesuai ekspektasi konsumen," jelas dia.
Selain dua keluhan di atas, YLKI juga menemukan ulah unik konsumen dalam membayar Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU. Berdasarkan penuturan petugas SPBU, ada sejumlah konsumen menggunakan KTP, STNK hingga telepon genggam sebagai alat gadai apabila konsumen tidak memiliki uang saat membeli bahan bakar.
Bagaimana detail pratik ini? Selain itu, dari pengamatan merdeka.com, ada sejumlah hal lain yang terjadi di SPBU. Apa saja? Berikut rangkumannya.
-
Bagaimana Pertamina dan Kemendag melakukan penyegelan SPBU? Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan didampingi Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo melakukan penyegelan dispenser SPBU 34.41345 Jalan Tol Jakarta – Cikampek (Japek) Rest Area KM 42, Wanasari, Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat.
-
Mengapa Pertamina melakukan peninjauan ke kilang dan SPBU? Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Pertamina mulai dari unit produksi hingga distribusinya siap untuk merespon kebutuhan mudik Nataru.
-
Kenapa Pertamina Patra Niaga menambah stok di SPBU dan agen LPG? Di seluruh lembaga penyalur baik SPBU dan Agen LPG, stok juga ditambah 2-3 hari dari normal untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi masyarakat.
-
Kenapa Pertamina memprioritaskan program SEB? Ini langkah Pertamina dalam mengimplementasikan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan Sustainable Development Goals (SDGs), sekaligus menanamkan kepedulian lingkungan pada generasi muda agar turut aktif berperan untuk mengurangi emisi karbon,” ujar Fadjar.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendukung Kemandirian Ekonomi Nasional? Nicke Widyawati menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan untuk Kategori Kemandirian Ekonomi yang diberikan kepadanya Menurutnya, kemandirian ekonomi tidak terlepas dari kemandirian energi, karena energi adalah katalis untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.
-
Kapan Pertamina memulai program SEB? Sekolah Energi Berdikari (SEB) yang diinisiasi Pertamina sejak Juni 2023 telah berhasil memberikan edukasi kepada 4.685 siswa untuk mengenal energi bersih.
Gadai KTP sampai STNK untuk dapat BBM
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menemukan ulah unik konsumen dalam membayar Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Berdasarkan penuturan petugas SPBU, ada sejumlah konsumen menggunakan KTP, STNK hingga telepon genggam sebagai alat gadai apabila konsumen tidak memiliki uang saat membeli bahan bakar.
"Mereka (konsumen) gadaikan KTP karena saya tidak ada uang. Bukan hanya KTP tetapi STNK, HP juga ada untuk digadaikan. Jadi bukan hanya SPBU saja diperbaiki tetapi konsumen juga harus diperbaiki," ucap Staf Bidang Penelitian YLKI Koordinator Lapangan, Natalia Kurniawati, di Hotel Acacia, Jakarta.
Sekretaris Jenderal Hiswana Migas, Syarif Hidayat, mengakui praktik tersebut kerap dilakukan konsumen saat membeli BBM dan beralasan lupa membawa dompet bahkan tak memiliki uang. Ironisnya, konsumen yang kerap menggunakan modus gadai adalah pengguna mobil.
Syarif Hidayat mengungkapkan saat ini SPBU tak lagi menerima gadai KTP, STNK, atau telepon genggam. Saat ini, SPBU hanya mau menerima ban serep jika pembeli tidak mampu membayar bensin saat itu.
Palsukan tandatangan demi jual SPBU Rp 12 M
Seorang kakek Abdul Rohim (88) melaporkan cucunya, MD, lantaran menjual Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) berlokasi di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan ke Polda Metro Jaya. Menurut dia, cucunya tersebut telah memalsukan tanda tangan miliknya.
"Cucunya memalsukan tanda tangan kakeknya untuk menjual SPBU," kata pengacara Abdul Rohim, Achmad Rozi, seperti diberitakan Antara di Jakarta, Kamis (14/8).
Achmad mengatakan, kliennya memberikan kepercayaan kepada MD untuk mengelola SPBU sebagai usaha keluarga. Sayangnya, hal itu malah disalahgunakan.
Cerita itu bermula ketika MD meminta Abdul Rohim menuliskan tanda tangan pada sepucuk kertas dengan alasan untuk akad kredit peminjaman uang ke bank sebagai modal pengembangan usaha SPBU. Usai mendapatkan tanda tangan kakek, MD memalsukan tekenan korban yang disalahgunakan untuk akta jual beli.
Selanjutnya, MD menjual SPBU sebesar Rp12 miliar padahal nilai asetnya mencapai Rp30 miliar.
Aksi intip wanita di toilet terjadi di SPBU Jakarta Selatan
Aksi voyeurisme atau dorongan untuk mengintip diam-diam orang yang sedang telanjang, menanggalkan pakaian atau melakukan kegiatan seksual dialami seorang wanita ketika menggunakan toilet di SPBU di Jalan Tentara Pelajar, Jakarta Selatan. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (7/7).
Kasus tersebut kemudian ditulis korban melalui forum Kaskus pada Rabu (8/7). Wanita tersebut mengaku terkejut saat mengetahui ada orang yang mengintipnya dari lubang toilet SPBU.
Melalui akun Kaskus paijoe703, wanita itu menuliskan, saat dia menuju toilet, beberapa karyawan SPBU memanggilnya dan memberitahu, toilet yang ditujunya rusak. Di tempat itu dia melihat ada lima karyawan SPBU yang beristirahat di dekat toilet.
SPBU kedapatan jual Solar campur air
Belum lama warga Depok menemukan adanya gas melon yang dioplos air. Kali ini mereka juga menemukan dugaan solar dicampur air hingga mengakibatkan kendaraan mogok.
Polresta Depok menyegel Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di Jalan Juanda, Sukmajaya, Depok. "Kasus ini berawal dari laporan supir sebuah bus pariwisata kalau kendaraannya mogok usai mengisi bahan bakar solar di SPBU tersebut," kata Kasubag Humas Polresta Depok AKP Firdaus.
Setelah adanya laporan tersebut, Polresta Depok menurunkan petugas Unit Krimsus Satuan Reskrim Polresta untuk mengecek kendaraannya. Dan setelah dilakukan pengecekan ternyata benar solar tersebut telah tercampur air.
Gara-gara BBM dibatasi, rombongan Gubernur Ganjar ditinggal
Menipisnya persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) disejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jawa Tengah berakibat pada timbulnya insiden kecil dalam kegiatan kunjungan kerja Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di sejumlah daerah Rabu (27/8).
Imbasnya berdampak pada ditinggalnya salah satu mobil rombongan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Parakan, Temanggung, Jawa Tengah gara-gara kehabisan bensin. Padahal, mobil tersebut berisi rombongan staf humas Pemprov Jateng yang bertugas mendokumentasikan seluruh kegiatan Ganjar saat kunjungan kerja.
Salah satu mobil dari beberapa rombongan mobil Ganjar yaitu mobil Kijang Kapsul warna Biru berplat merah nopol H 160 tidak mendapatkan BBM mobil karena bensin pertamax dan premium baik yang bersubsidi maupun yang non subsidi di SPBU Temanggung telah ludes habis.
Akhirnya, tiga staf Humas Pemprov Jateng diantaranya Rudy Setiawan, Febrina, Muhammad Taufiq terpaksa naik mini bus jurusan Parakan-Wonosobo.