6 Kritik pedas dan serangan serikat pekerja BUMN ke Dahlan Iskan
Dari sekian banyak rencana akuisisi yang dilontarkan Dahlan, semuanya melahirkan kontroversi dan perlawanan karyawan.
Nama Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menjadi topik hangat di tengah memanasnya situasi politik. Namun kali ini santernya pemberitaan soal Dahlan tidak ada kaitannya dengan pencalonan presiden, melainkan soal mimpi Dahlan membangun holding perusahaan-perusahaan BUMN.
Dahlan cukup rajin membicarakan soal rencananya mengakuisisi atau melakukan merger demi terbangunnya holding perusahaan BUMN. Mulai dari sektor energi, perbankan, hingga sektor jasa keuangan. Semua wacana akuisisi yang dilontarkan Dahlan diwarnai kontroversi. Sebut saja soal rencana akuisisi Perusahaan Gas Negara ( PGN ) oleh anak usaha Pertamina yakni Pertagas. Rencana tersebut mendapat penolakan keras dari karyawan PGN . Tidak hanya itu, akibat dari kencangnya isu tersebut, harga saham PGN ambruk.
-
Kapan Dayana lahir? Dayana lahir pada 22 Februari 2023, sejak masih mungil-mungilnya, ia sudah sering tampil fashionable.
-
Kapan Dava meninggal? Meninggal Dunia, 8 Foto Dava MCI di MasterChef Indonesia Season 7 Yang Tinggal Kenangan Dava, mantan peserta MasterChef Indonesia musim 7, telah pergi dengan usia yang masih muda, hanya 24 tahun.
-
Kapan Delano Daniel lahir? Delano Daniel sendiri diketahui seorang pria yang lahir di Belanda pada 24 April 1989.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
Belum selesai wacana akuisisi PGN oleh Pertagas, Dahlan kembali menggoreng isu akuisisi Bank Tabungan Negara ( BTN ) oleh Bank Mandiri . Rencana ini menyita perhatian pelaku ekonomi Tanah Air. Sebab, dua bank pelat merah ini punya kapasitas besar dan berbeda fokus bisnisnya. Serikat Pekerja BTN mengambil sikap menolak keras rencana Dahlan tersebut. Dahlan sempat geram dan menantang balik serikat pekerja yang tidak setuju dengan rencananya. Dahlan sempat ngotot menjalankan rencana ini sebelum akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui Sekretaris kabinet Dipo Alam menghentikan rencana Dahlan.
Pekan lalu Dahlan kembali dengan rencana akuisisi. Kali ini Dahlan mengaku rencana akuisisi Pegadaian oleh Bank Rakyat Indonesia ( BRI ) bukan ide dan gagasannya. Mencuatnya wacana ini kembali melahirkan kontroversi. Kali ini datang dari karyawan Pegadaian yang menolak rencana Dahlan.
Dari sekian banyak rencana akuisisi yang dilontarkan Dahlan, semuanya melahirkan kontroversi dan perlawanan dari karyawan. Bahkan, karyawan BUMN secara terbuka mengkritik dan menyerang Dahlan Iskan . Merdeka.com mencatat kritik tajam dari karyawan BUMN ke Dahlan Iskan . berikut paparannya.
Dahlan dan kejahatan pasar modal
Menteri BUMN Dahlan Iskan dituding melakukan praktik kejahatan pasar modal (insider trading) dengan mengambil keuntungan dari pergerakan saham. Tudingan ini terkait isu akuisisi Pegadaian oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) setelah gagal dengan rencana akuisisi Bank BTN oleh Bank Mandiri.
Penilaian itu disampaikan Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, di Hotel Blue Sky, Jakarta, Selasa (6/5). Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Satya Wijayatara menuturkan, saat isu akuisisi BTN oleh Bank Mandiri muncul di permukaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN turun Rp 1,4 triliun. Penurunan juga terjadi pada saham BTN.
Satya menegaskan, hal serupa bisa juga terjadi pada wacana akuisisi Pegadaian oleh BRI. "Sekarang tidak ada angin nggak ada hujan begitu BTN batal kenapa tiba-tiba ada isu Pegadaian? BRI otomatis memperoleh keuntungan harga sahamnya pasti naik," tegas dia.
Bukan itu saja, dia juga menduga, wacana akuisisi Dia menilai, akuisisi Pegadaian oleh BRI merupakan agenda Kementerian BUMN yang tidak memiliki kejelasan implementasi. "Ini ada upaya pencurian secara diam-diam oleh Menteri BUMN. Sekarang contohnya saja di tempat saya (Bank BTN). Insider trading terjadi kan?" ungkapnya.
Semoga Dahlan tak lagi di kabinet
Rencana akuisisi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) terbuka untuk kembali dilanjutkan saat pemerintahan baru. Saat ini memang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah 'menggagalkan' aksi korporasi BUMN ini.
Ketua Serikat Pekerja (SP) Bank BTN, Satya Wijayantara, mengatakan pihaknya akan menyurati calon presiden (capres) untuk menjamin tidak melakukan rencana akuisisi seperti sebelumnya.
Menurutnya, beberapa kandidat capres telah menyatakan komitmennya menolak akuisisi tersebut. "Kecenderungannya kalau untuk Presiden SBY tidak ada. Artinya kalau presiden yang baru kan kita lihat trennya sekarang yang populer yang kemungkinan ada Jokowi dan Prabowo Subianto. Dua orang itu kita sudah berkomunikasi. Mereka sudah menolak," jelas dia.
Untuk itu dia berharap, agar di pemerintahan baru mendatang, Dahlan Iskan tidak terpilih lagi menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dianggap semena-mena memutuskan untuk melakukan penjualan saham BTN sebesar 60,14 persen ke Bank Mandiri.
"Mudah-mudahan pemerintah yang baru, si Dahlan Iskan tidak terpilih, sehingga kemudian BTN bisa aman ke depannya," ungkapnya.
Dahlan dituding berpikir neoliberal
Belum lepas dari ingatan kita saat ribuan karyawan Bank Tabungan Negara (BTN) menggelar aksi penolakan rencana akuisisi BTN oleh Bank Mandiri yang lantang disuarakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Kini giliran karyawan Pegadaian yang resah dengan rencana pencaplokan oleh Bank Rakyat Indonesia. Rencana ini juga disampaikan oleh Dahlan Iskan pekan lalu.
Ketua Umum DPP Serikat Pekerja Pegadaian Eko Widjatmoko mengatakan, walaupun hanya sebatas rencana, namun ini memberikan sinyal akan ada pelaku ekonomi liberal yang masuk untuk berburu rente.
Dia menyadari bahwa jajaran petinggi Pegadaian membuka tangan lebar-lebar atas rencana ini. Namun hal berbeda disuarakan karyawan pegadaian.
"Sejak awal kami memimpin perlawanan terhadap gagasan akuisisi yang diusung kelompok liberal dan neoliberal, karena gagasan ini bertabrakan dengan UUD 1945," tegasnya.
"Penolakan dan perlawanan ini memang bakal mengandung risiko yang tidak kecil tapi ini baik untuk mempertahankan eksistensi Pegadaian baik dari dalam maupun luar korporat," tambahnya.
Ketua Serikat Pekerja (SP) Bank BTN, Satya Wijayantara juga mengutarakan hal yang sama. Dia berharap ke depan kementerian BUMN tidak lagi diisi oleh orang-orang yang dinilainya menerapkan praktik neoliberalisme.
"Kita menitipkan kepada presiden yang mendatang, tolong kantor Kementerian BUMN itu dipilih orang-orang yang memiliki wawasan kebangsaan dan keberpihakan kepada ekonomi kerakyatan. Bukan seperti sekarang ini. Kementerian BUMN didominasi orang-orang yang berpikiran terhadap neolib. Dia hanya memikirkan angka-angka ekonomi," kat Satya.
Dahlan ditantang debat di TV
Beberapa kali Menteri BUMN Dahlan Iskan terlihat geram dengan aksi unjuk rasa yang dilakukan karyawan Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai respons atas rencana Dahlan mengizinkan Bank Mandiri mengakuisisi BTN.
Dahlan berulang kali menantang karyawan BTN untuk menggelar aksi demonstrasi di kantornya. Sebab selama ini karyawan BTN menggelar aksi penolakan di depan kantor pusat BTN.
Menanggapi tantangan Dahlan, Ketua umum SP BTN Satya justru menantang balik. Menurut Satya, aksi debat lebih baik dilakukan di depan publik, bukan penggunaan kekuasaan dan tertutup.
"Mari berdebat di televisi biar disaksikan rakyat Indonesia," kata Satya.
Dahlan arogan dan manfaatkan jabatan
Ketua Serikat Pekerja (SP) Bank BTN, Satya Wijayantara melihat Dahlan memanfaatkan jabatan dan kekuasaan sebagai menteri. Karyawan BTN merasa tidak sebanding dengan mantan Dirut PLN itu. Apalagi dilihat dari sisi gaji dan jabatan.
"Dahlan Iskan punya kekuasaan dan uang tentu tidak etis ngomong begitu itu karena itu namanya arogan," ujar Satya kepada merdeka.com, Minggu (27/4).
"Mengingat kami hanya rakyat tanpa punya jabatan dan gajinya juga jauh lebih kecil dibanding gaji DI (Dahlan Iskan)," ucapnya.
Dahlan lakukan pembangkangan politik
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Serikat Pekerja PT BTN, Satya Wijayantara mengatakan, keinginan Dahlan mengalihkan saham BTN ke Mandiri secara bisnis BTN dalam kondisi sehat sangat aneh. Langkah Dahlan dianggap semena-mena dan tidak prosedural karen posisi BTN secara ekonomi sehat atau tidak dalam keadaan pailit.
Satya juga menyebut jika langkah Dahlan Iskan sama saja telah melakukan pembangkangan politik. "Tahun 2005 ada kesepakatan politik. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah mengatakan, BTN sebagai bank tunggal penyedia pembiayaan rumah rakyat," terang Satya di sela aksi.
Kalau ini dipaksakan, lanjut dia, peran BTN sebagai bank tunggal pengadaan rumah rakyat akan sirna. "Ini pembangkangan politik yang dilakukan Pak Dahlan," tegas dia.
(mdk/noe)