TKN Prabowo-Gibran Balas Kritikan soal Alutsista: Literasi Pertahanan Cak Imin Bermasalah
Dahnil menyayangkan ucapan itu keluar dari mulut calon wakil presiden (cawapres).
Dahnil mengatakan, pernyataan Cak Imin justru menunjukkan adanya masalah pada literasi pertahanan.
TKN Prabowo-Gibran Balas Kritikan soal Alutsista: Literasi Pertahanan Cak Imin Bermasalah
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak membalas pernyataan cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) terkait urgensi pembelian alat perang atau alutsista yang dilakukan Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan (Menhan).
Dahnil menyayangkan ucapan itu keluar dari mulut calon wakil presiden (cawapres).
Menurutnya, pernyataan itu justru menunjukkan adanya masalah pada literasi pertahanan Cak Imin.
"Jadi, ada masalah dengan literasi pertahanan, maka ada orang yang bisa ngomong begitu, bahkan cawapres, pemimpin negara, calon pemimpin negara itu enggak seharusnya itu enggak ada yang ngomong begitu," kata Dahnil dalam acara bedah buku "Politik Pertahanan" di Jakarta Selatan, Jumat (5/1).
Dahnil menjelaskan pembelian alutsista sebelum perang bagai menyediakan payung sebelum hujan turun. Karena saat ini alutsista adalah bagian dari investasi negara untuk pertahanan diri di mata global.
"Makanya, menurut saya agak janggal, agak aneh kalau kemudian ada yang mempertanyakan, ngapain kita beli pesawat tempur dalam kondisi saat ini nggak ada perang? Justru karena nggak ada perang itulah kita beli alat-alat tempur, kalau ada perang nggak sempet lagi kita belinya,"
ucapnya.
merdeka.com
“Tapi nggak usah gunakan kalimat itu, kita gunakan kalimat masyarakat awam, kalau kita beli alat tempur pada saat perang enggak ada yang jual karena semuanya sibuk,” tambahnya.
Juru bicara Kemenhan RI ini pun mencontohkan seperti pesawat tempur yang siap untuk dibeli.
Kekinian, sangat sulit akibat dampak dari Ukraina dan Rusia di mana banyak negara Eropa produksi pesawat tempur yang enggan untuk menjualnya.
Terlebih alutsista yang telah dibeli Kementerian Pertahanan, kata Dahnil, bisa dijadikan sebagai alat untuk menjaga sumber daya Indonesia yang kaya.
“Aset-aset kita yang nggak Liquid dalam bentuk sumber daya alam baik itu di laut maupun di darat dan itu harus dijaga. Kalau tidak dijaga maka kita akan alami banyak kerugian seperti sekarang kita alami banyak kerugian di laut kita illegal fishing kita tinggi dan sebagainya, kenapa? Karena alutsista kita kurang,” tuturnya.
Kritik Cak Imin
Sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin heran dengan pertimbangan negara yang rela utang triliunan Rupiah untuk membeli alutsista. Padahal, negara dalam kondisi yang sedang tidak berperang.
Menurut Cak Imin, lebih baik negara meminjam uang untuk membeli alat-alat pertanian.
"Kita enggak perang kenapa kebanyakan utang beli alat perang? lebih baik utang untuk beli alat pertanian," kata Cak Imin petani dalam acara "Nitip Gus" di area sawah kawasan Sijalak Harupat Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (3/1).
Cak Imin lalu cerita saat menghadiri sebuah pameran di Eropa. Di situ, ada pameran alat perang yang diganti dengan alat pertanian.
"Jadi saya pernah suatu hari ke Eropa, di Eropa itu ada pameran, pamerannya itu menarik, pameran alat perang diganti dihancurin jadi alat pertanian," ujarnya.
"Artinya apa, kita tolak perang, yang penting rakyat makan, kira-kira begitu, buat apa kita utang ratusan triliun tapi tidak untuk sesuatu yang nyatanya tak dibutuhkan? nyatanya kita butuh pangan," tambah Cak Imin.