5 Sektor Pengguna Utang Asing Pemerintah Terbesar per Oktober 2019
Bank Indonesia (BI) mencatat, penggunaan utang asing pemerintah per Oktober 2019 didominasi untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Di mana, sektor tersebut menghabiskan USD37,91 miliar, setara dengan Rp525,55 triliun atau 19 persen dari total utang pemerintah.
Bank Indonesia (BI) mencatat, penggunaan utang asing pemerintah per Oktober 2019 didominasi untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Di mana, sektor tersebut menghabiskan USD37,91 miliar, setara dengan Rp525,55 triliun atau 19 persen dari total utang pemerintah.
Utang sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial, meningkat dari bulan sebelumnya. Pada September 2019, sebesar USD36,88 miliar atau setara dengan Rp511,32 triliun. Besaran itu juga meningkat, dibanding Oktober 2018 yang sebesar USD32,49 miliar, setara dengan Rp450,46 triliun.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa penghargaan yang diraih Bank Jatim? Kali ini, bankjatim berhasil mendapat penghargaan gold rank dalam The Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2023.
Selain itu, sektor-sektor lain yang menyedot utang asing pemerintah terbesar yakni sektor konstruksi, jasa pendidikan, hingga jasa keuangan dan asuransi.
Di posisi kedua, sektor penyedot utang asing pemerintah terbesar ialah konstruksi sebanyak 16,5 persen. Di mana, secara nilai sebesar USD32,85 miliar atau senilai Rp 455,39 triliun.
Utang konstruksi itu meningkat dibandingkan September 2019 dengan total USD31,98 miliar atau setara dengan Rp443,33 triliun. Totalnya juga meningkat, dibandingkan Oktober 2018 berjumlah USD29,62 miliar, setara dengan Rp410,64 triliun.
Posisi ketiga, sektor jasa pendidikan. Pemerintah mengeluarkan utang sebesar 16,1 persen dengan total USD32,06 miliar, setara dengan Rp444,52 triliun.
Jumlah utang sektor pendidikan meningkat dibanding September 2019, dengan total USD31,10 miliar atau setara dengan Rp431,34 triliun. Sedangkan, pada Oktober 2018, totalnya berjumlah USD 27,31 miliar, setara dengan Rp378,77 triliun.
Keempat, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, per Oktober 2019, pemerintah menggunakan utang sebesar 15,3 persen. Jumlah itu setara dengan USD30,52 miliar atau sebesar Rp423,29 triliun.
Jumlah utang sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib meningkat dibanding September 2019 berjumlah USD29,65 miliar atau setara dengan Rp411,34 triliun. Sedangkan pada Oktober 2018, besarannya mencapai USD24,50 miliar atau setara dengan Rp339,89 triliun.
Kelima, pemerintah juga menghabiskan 13,4 persen untuk sektor jasa keuangan dan asuransi. Per Oktober 2019, jumlah utangnya sebesar USD26,69 miliar atau setara dengan Rp370,27 triliun.
Utang dalam sektor keuangan dan asuransi itu meningkat tipis dibanding September 2019, yang berjumlah USD26,59 miliar atau setara dengan Rp368,73 triliun. Total utang itu terus mengalami peningkatan dibanding Oktober 2018, dengan jumlah USD26,32 miliar atau setara dengan Rp364,99 triliun.
Ekonom: Masyarakat Kerap Khawatir Lihat Utang RI Rp5.000 Triliun, Ini Salah Persepsi
SVP Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia, Ryan Kiryanto angkat suara terkait utang Indonesia yang mencapai Rp5.000 triliun dan kerap dianggap negatif. Padahal, menurutnya, nilai tersebut masih jauh dari kata bahaya.
"Masyarakat kerap khawatir karena melihat nilai utang yang mencapai Rp5.000 triliun dan dianggap berbahaya, ini yang salah persepsinya," ujarnya saat ditemui di Labuan Bajo, Senin (9/12).
Ryan menjelaskan batas rasio utang yang diizinkan ialah sebesar 60 persen dari produk domestik bruto (PDB), di mana posisi Indonesia saat ini baru sekitar 29 persen. "Rasio utang asing 29 persen masih bagus. Karena thresholdnya 60 persen," imbuhnya.
Dia mengakui, jika dilihat secara nilai, memang angka Rp5.000 triliun terlihat besar. Namun, jika dibedah lebih dalam, dalam utang itu memiliki tenor variatif. Mulai 5 tahun bahkan sampai 30 tahun.
"Apalagi revenuenya salah satunya dari perusahaan-perusahaan dalam ekonomi kita mencapai Rp15.000 T. Apalagi Bank Indonesia ngawal terus. Maka no worries," tuturnya.
Ryan menambahkan surat utang Indonesia juga sebenarnya masih dominan dipegang oleh domestik. Di mana, surat utang sebagian komposisinya dipegang oleh perbankan.
Bukan oleh asing seperti yang saat ini lebih ramai diketahui oleh masyarakat. "Yang memegang surat utang Indonesia masih domestik, sebagian darinya perbankan buku III dan IV."
Reporter Magang: Nurul Fajriyah
(mdk/bim)