Ada Program JKN, Bertugas di Manapun Tetap Lancar Akses Layanan Kesehatan
Nindhom Waharu (28) merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) TNI.
Nindhom Waharu (28) merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) TNI.
- BPJS Kesehatan Klarifikasi Isu Dugaan Kerugian Rp20 Triliun dalam Program JKN
- Dukung Ciptakan Masyarakat Sehat, BPJS Kesehatan Hadirkan Taman INISIATIF
- Kendali Mutu dan Biaya Jadi Tumpuan Keberlanjutan Program JKN
- Dirut BPJS Kesehatan Sambangi RS Mata Cicendo Bandung, Pastikan Janji Layanan JKN Bandung
Ada Program JKN, Bertugas di Manapun Tetap Lancar Akses Layanan Kesehatan
Nindhom Waharu (28) merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) TNI. Meskipun ia tidak pernah mengakses layanan kesehatan dengan Program JKN, namun sang istri sudah beberapa kali mengakses layanan kesehatan berbekal kepesertaan JKN aktif. Tepatnya setahun yang lalu, saat istrinya harus menjalani operasi gigi.
Nindhom menceritakan bahwa istrinya pada awalnya merasakan nyeri dan sakit pada bagian giginya yang berlubang dan ditumbuhi daging. Ia merasa sangat terganggu karena merasa sakit ketika makan bahkan saat ia tidur di malam hari.
Hal ini membuatnya segera memeriksakan gigi di drg. Yosepha Chandra, tempat fasilitas kesehatannya terdaftar. Nindhom menambahkan, ketika sudah diperiksa oleh dokter gigi, ternyata gigi tersebut harus mendapat penanganan lebih lanjut, sehingga diberikan rujukan ke Rumah Sakit Siloam di Kupang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
“Atas saran dari dokter, akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Siloam di Kupang karena di Maumere tidak ada dokter spesialis bedah mulut. Daging yang tumbuh di gigi istri saya harus diangkat oleh dokter bedah mulut di rumah sakit."
"Alhamdulillah setelah dioperasi, kondisi istri saya sehat dan pembiayaan untuk pengobatan ditanggung oleh Program JKN,” tutur Nindhom pada Senin (27/05).
Nindhom juga menceritakan bahwa saat ini istrinya tengah mengandung anak pertamanya. Istrinya menggunakan Program JKN untuk menjalani pemeriksaan kandungan di Puskesmas. Ia menceritakan, istrinya diminta bidan untuk melakukan cek laboratorium di Puskesmas Beru. Menurut cerita sang istri, para dokter dan perawat melayani dengan baik dan ramah.
"Saat ini istri saya tengah mengandung anak pertama kami yang sudah lama dinanti. Untuk persiapan lahiran sudah ada Program JKN. Pada saat pertama mengetahui istri hamil saya langsung ingat ada Program JKN. Selama saya mendampingi istri saya mengakses pelayanan Program JKN seluruhnya baik dan ramah. Tidak ada perlakuan yang berbeda. Untuk cek laboratorium di Puskesmas fasilitasnya pun lengkap untuk ibu hamil," kata Nidhom.
Nindhom juga menceritakan kalau istrinya ikut berpindah kemanapun ia bertugas. Ia pun merasa kemudahan akses layanan kesehatan selama bertugas di manapun. Termasuk ketika ia harus melakukan perpindahan lokasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Maumere.
“Menurut saya Program JKN ini sangat bagus, sebab layanannya bisa dimanfaatkan di manapun. Bahkan saya sebagai tentara biasa berpindah tugas, saya bisa tidak terkendala akses layanan kesehatan karena kartu JKN berlaku di seluruh Indonesia. Saya yang dulu terdaftar di fasilitas kesehatan di tempat yang lama, ketika pindah di sini langsung saya ubah fasilitas kesehatannya menjadi di Maumere."
"Infonya bisa pakai tiga kali berobat di tempat yang baru, tapi saya rasa lebih baik langsung diubah fasilitas kesehatan di sini," ucapnya.
Nindhom sangat mengapresiasi Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Menurutnya, program ini adalah bentuk perhatian pemerintah terhadap kesehatan rakyatnya. Adanya Program JKN yang mengusung konsep gotong royong diharapkan dapat memberi keringanan bagi masyarakat dari segi biaya kesehatan.
“Saya benar-benar salut dengan Program JKN ini. Setidaknya masyarakat yang dulu sulit mengakses layanan kesehatan sekarang bisa dengan mudah ke dokter, baik yang ada di Puskesmas maupun di rumah sakit. Tidak ada perbedaan pelayanan antara pasien JKN dengan pasien umum. Sistemnya sangat baik yaitu sistem gotong royong. Artinya kita bisa saling membantu satu sama lain. Semoga Program JKN bisa terus berlangsung selamanya melindungi masyarakat Indonesia,” tuturnya.(gt/si)