Ada teror bom, bagaimana nasib dunia usaha Surabaya?
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut bahwa teror bom yang baru saja terjadi di Kota Surabaya tidak akan mempengaruhi kondisi dunia usaha di Kota Pahlawan tersebut.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara menyebut bahwa teror bom yang baru saja terjadi di Kota Surabaya tidak akan mempengaruhi kondisi dunia usaha di Kota Pahlawan tersebut.
"Iklim dunia usaha di lokasi Surabaya tidak terlalu terdampak. Prospek bisnis di Surabaya masih cerah," kata Bhima saat dihubungi Merdeka.com, Minggu (13/5).
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.
-
Kenapa Soetomo berpesan untuk dimakamkan di Surabaya? Ia ingin dimakamkan di Surabaya agar senantiasa dekat dengan masyarakat kota itu.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Apa yang diresmikan Jokowi di BEI? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
Bhima menjelaskan, cerahnya prospek bisnis di kota tersebut ditandaia dengan tingkat populasi kelas menengah yang semakin besar. "Tahun 2017 lalu pertumbuhan ekonomi Jawa Timur 5,45 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,1 persen," ujarnya.
Selain itu, pertumbuhan industrinya pun cukup menjanjikan sehingga insiden teror tidka akan mempengaruhi kondisi industri di sana. "Pengembangan kawasan industri di sekitar Surabaya juga bagus. Dampak dari teror hari minggu ini kecil sekali. Pelaku usaha saya kira sangat rasional melihat prospek jangka panjang."
Ledakan bom baru saja terjadi di Gereja Katolik Santa Maria, Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur. Tak hanya itu, ledakan dilaporkan juga terjadi di gereja yang berada di Jalan Diponegoro, Surabaya.
Adanya ledakan ini dipandang akan mengganggu investasi dan wisata di kota Surabaya tersebut. Ekonom Centre of Reform on Economics (CENTRE), Piter Abdullah mengatakan, peristiwa tersebut berdampak signifikan pada destinasi wisata di kota Surabaya.
"Serangan bom ini tentu akan berdampak kepada jalannya ekonomi di Surabaya dan juga perekonomian nasional. Setiap peristiwa pengeboman akan secara signifikan berdampak terhadap investasi dan kunjungan wisata," tuturnya kepada Liputan6.com, Minggu (13/5).
Menurutnya, ledakan yang terjadi tersebut berpengaruh pada kondisi Rupiah yang kini tengah alami pelemahan. Ledakan tersebut menciptakan tekanan baru pada Rupiah dan pasar keuangan.
"Sangat disesalkan serangan bom terjadi di saat kondisi Rupiah sekarang ini. Kita berharap kepolisian bisa bergerak cepat mengungkap kejadian ini sehingga dampak negatif peristiwa ini bisa diminimalkan," ujarnya.
"Rupiah akan semakin sulit kembali ke keseimbangan awal di bawah Rp 14.000. Demikian juga indeks saham dan harga SUN. Yield SUN akan semakin tinggi dan mempersulit APBN," kata Piter.
Baca juga:
Anies yakin teror bom tak ganggu persiapan Asian Games
PGI minta masyarakat tak sebar foto & video korban bom Surabaya
Muhammadiyah: Membunuh manusia tidak berdosa itu perbuatan keji
7 Jenazah belum dievakuasi dari 3 lokasi bom gereja di Surabaya
Teror bom Surabaya dipercaya tak pengaruhi iklim investasi Tanah Air