Syarat agar Indonesia tak perlu lagi impor singkong
Hingga kini pemasok singkong olahan adalah kelompok usaha kecil dan menengah.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menegaskan penyebab negara kaya singkong ini harus impor karena selama ini tidak ada industri pengolahan. Selama ini tepung singkong, salah satu produk turunan singkong yang dibutuhkan industri lain, hanya dipasok oleh usaha kecil dan menengah.
Bayu menyatakan Indonesia bukan kekurangan teknologi buat memproduksi tepung singkong. Masalah terletak pada minimnya minat pemerintah dan pengusaha untuk membangun industri berskala besar untuk mengolah singkong.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Bagaimana cara warga kampung memproses cecak untuk ekspor? "Warga kampung membantu menangkap, mengumpulkan, memilah berdasarkan ukuran, mengeringkan dan akhirnya dikemas," kata Satyawan.
-
Apa yang membuat sepak bola menjadi mimpi yang diwujudkan? Sepak bola adalah mimpi yang dibuat nyata melalui kerja keras dan semangat.
-
Apa yang menjadi komoditi utama ekspor Kerajaan Demak? Ia menulis komoditi utama yang menjadi ekspor Kerajaan Demak adalah beras dan bahan-bahan makanan lainnya.
-
Ke mana tembakau dari Jember diekspor? Tembakau-tembakau dari Jember serta beberapa daerah lain di Hindia Belanda diekspor ke luar negeri.
-
Apa yang dimaksud dengan empon-empon? Empon-empon adalah istilah dalam bahasa Jawa yang merujuk pada akar dari berbagai jenis tanaman obat. Istilah ini juga biasanya digunakan untuk menyebut ramuan seduhan dari minuman hangat dengan bahan akar dan tanaman herbal.
"Singkong kita punya, industrinya yang engga ada. (Masalahnya) bukan teknologi, saya kira tapi investasi untuk industri pengolahan singkong," ujarnya selepas mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR, di Senayan, Rabu (12/12).
Karena itulah Bayu menilai industri besar pengolahan singkong mendesak keberadaannya. Apalagi permintaan tepung singkong melonjak drastis tahun ini. Tahun lalu dari UMKM saja Indonesia mampu mengekspor 85.000 ton tepung singkong.
Namun, sampai September tahun ini, ekspor produk olahan yang bisa dimanfaatkan industri kayu lapis, kertas, makanan dan minuman itu hanya berkisar 5.000 ton. Bayu mengatakan, penurunan ekspor itu terjadi karena tepung singkong lokal terserap untuk kebutuhan dalam negeri. Bahkan karena masih belum cukup, terjadilah impor.
"Kenapa terjadi lonjakan permintaan tepung singkong, pasti ada hubungannya dengan peningkatan permintaan makanan minuman, kertas, dan kayu lapis di dalam negeri," paparnya.
Sebelumnya, muncul fakta mengejutkan dari data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Negara ini ternyata mengimpor singkong dengan nilai mencapai Rp 32 miliar dalam 10 bulan terakhir.
Padahal Kementerian Pertanian mencatat produksi tanaman yang identik dengan makanan rakyat jelata itu mencapai 19,92 juta ton sepanjang tahun lalu. Sehingga Indonesia masuk kategori negara kaya singkong yang malah harus mengimpor.
Impor singkong sampai September tahun ini sebesar 594.000 ton. Dari jumlah tersebut, 98,6 persen adalah tepung singkong produksi Vietnam dan Thailand.
(mdk/rin)