Airlangga Sebut 143 Perusahaan dari 5 Negara Siap Realokasi Bisnis ke RI
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, sebanyak 143 perusahaan memiliki rencana merealokasi bisnis ke Indonesia. Perusahaan tersebut terdiri dari 5 negara dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 300 ribu.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, sebanyak 143 perusahaan memiliki rencana merealokasi bisnis ke Indonesia. Perusahaan tersebut terdiri dari 5 negara dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 300 ribu.
"Saat ini terdapat 143 perusahaan yang memiliki rencana relokasi investasi ke Indonesia. Di antaranya dari Amerika Serikat, Taiwan, Korea Selatan, Hongkong, China atau Tiongkok dengan potensi penyerapan tenaga kerja lebih dari 300 ribu," ujar Airlangga, Jakarta, Rabu (16/9).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto meyakinkan para pengusaha AS tentang iklim investasi di Indonesia? Selama ini Pemerintah Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, yang telah menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus mendorong pemerataan pembangunan," tanggap Menko Airlangga.
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Siapa yang bertemu dengan Airlangga Hartarto saat membahas investasi di Indonesia? Delegasi kongres Amerika Serikat yang terdiri Jonathan Jackson, Young Kim, Andy Barr, dan Jasmine Crockett, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta di Jakarta, Senin (28/8).
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
Airlangga mengatakan, pandemi Covid-19 dimulai dari China, yang merupakan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia. China merupakan negara importir sekaligus eksportir utama bagi banyak negara.
"Kebijakan yang diambil China untuk menekan penyebaran Virus Covid-19 menyebabkan global supply chain terguncang hebat. Operasi bisnis dalam skala global terhambat dan pendapatan menurun," kata Airlangga.
Dia melanjutkan, pandemi ini telah memberikan pelajaran berharga bahwa rantai pasok barang tidak dapat terpusat di satu negara karena terlalu berisiko. Untuk itu, banyak perusahaan multinasional yang mulai merelokasikan industrinya dari China ke negara asia lain terutama di kawasan asean.
"Hal ini dapat jadi kesempatan bagi Indonesia untuk menggantikan posisi China sebagai tujuan investasi dari hub rantai pasok global baru," jelas Airlangga.
Mantan Menteri Perindustrian tersebut menambahkan, pemerintah sangat menyadari, pada 2020 risiko ketidakpastian masih sangat tinggi. Ekonomi Indonesia menghadapi tantangan baik eksternal dan internal.
"Dari sisi eksternal, ketidakpastian global yang berakar pada pandemi Covid kondisinya mengakibatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang masih buruk. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi negatif 4,9 persen pada laporan WEF Juni," tandasnya.
Baca juga:
Bos BKPM Nilai UU Omnibus Law Cipta Kerja Solusi Lonjakan Pengangguran Imbas Corona
Luhut Sebut Investasi Asing Masih Berjalan Meski Ada Pandemi
Bos BKPM Pastikan RUU Cipta Kerja Berlaku Adil untuk Seluruh Investor
Pembiayaan Investasi 2021 Hanya Rp169 Triliun, Ini Rinciannya
Jaring Investor, Pemerintah akan Terbitkan Aturan Baru Tarif listrik EBT
4 Dampak Buruk Pada Iklim Investasi Jika Upah Minimum Naik Tiap Tahun