Akhir pekan, Rupiah dibuka menguat tipis ke posisi Rp 13.071 per USD
Rupiah dibuka di level RP 13.071 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.074 per USD. Mengutip data Bloomberg, di menit awal perdagangan Rupiah menyentuh level Rp 13.071 per USD. Saat ini, Rupiah malah berbalik melemah di posisi Rp 13.086 per USD.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak menguat di perdagangan hari ini, Jumat (23/9). Rupiah dibuka di level RP 13.071 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.074 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah sempat menguat menuju level Rp 13.000-an per USD. Tercatat, di menit awal perdagangan Rupiah menyentuh level Rp 13.071 per USD. Saat ini, Rupiah malah berbalik melemah dan berada di Rp 13.086 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juli 2016, nilai tukar (kurs) Rupiah di 34 provinsi di Indonesia melemah (depresiasi) terhadap empat mata uang dunia yang beredar di Tanah Air, yakni Dolar Amerika Serikat (USD), Dolar Australia (AUD), dan Euro (EUR), dan Yen Jepang.
Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo mengatakan Rupiah terdepresiasi paling tinggi terhadap Yen Jepang, sebesar 3,41 persen, di mana Maluku Utara menjadi provinsi dengan level terendah kurs tengah yang mencapai Rp 132,74 per Yen Jepang.
"Level tertinggi rata-rata nasional kurs tengah terjadi pada minggu keempat Agustus 2016 yang mencapai Rp 130,74 per Yen Jepang. Ini karena ada intervensi dari pemerintah Jepang dan terhadap pasar keuangan Jepang," kata Sasmito di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (15/9).
Terhadap Euro, Rupiah terdepresiasi sebesar 2,42 persen. Dengan level terendah rata-rata nasional kurs tengah terjadi pada minggu keempat Agustus 2016 yang mencapai Rp 14.912,91.
Rupiah juga terdepresiasi terhadap Dolar Australia (AUD) sebesar 1,59 persen. Dengan level terendah rata-rata nasional kurs tengah terjadi pada minggu keempat Agustus 2016 yang mencapai Rp 10.033,89 per AUD.
Sedangkan untuk Dolar Amerika (USD), Rupiah terdepresiasi sebesar 1 persen. Dengan level terendah rata-rata nasional kurs tengah terjadi pada minggu kelima Agustus 2016 yang mencapai Rp 13.237,81 per USD.
"Kondisi di Amerika yang pengangguran menurun memberi dampak ke semua negara. Australia karena pertumbuhan ekonominya bagus. Uni Eropa juga mata uangnya menguat terhadap Rupiah," pungkasnya.
Baca juga:
Bos BI beberkan penyebab Rupiah melemah sepanjang Agustus 2016
Susi geram perusahaan perbudakan di Benjina kembali beroperasi
Ini hasil pertemuan Menteri Susi dengan Amerika Serikat
Cost recovery turun, Luhut minta kontraktor pakai produk Indonesia
Menteri Susi minta pengusaha tak adu domba dirinya dengan Luhut
Bos BI: Pelonggaran kebijakan moneter berjalan sampai awal 2017
Indonesia butuh mesin pencari agar tak bergantung pada Google