Akibat Covid-19, Negara Kehilangan Pendapatan Rp1.356 Triliun di 2020
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pandemi Covid-19 menjadi tekanan yang luar biasa bagi negara di dunia, termasuk Indonesia. Apalagi, kehadiran virus asal China itu sudah menghilangkan kesempatan Indonesia untuk meraih pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 5,3 persen.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pandemi Covid-19 menjadi tekanan yang luar biasa bagi negara di dunia, termasuk Indonesia. Apalagi, kehadiran virus asal China itu sudah menghilangkan kesempatan Indonesia untuk meraih pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 5,3 persen.
Dia mengatakan, adanya pandemi Covid-19, justru menghantarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi minus 2,07 persen. Akibatnya negara kehilangan potensi pedapatan sebesar Rp1.356 triliun di 2020.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Siapa Aipda Purnomo? Purnomo tercatat sebagai anggota kepolisian Polres Lamongan.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lulus dari Akpol? Perjuangannya berbuah manis saat ia lulus dari Akpol pada tahun 2021.
-
Kapan Alun-alun Pataraksa diresmikan? Pemerintah Kabupaten Cirebon meresmikan Alun-alun Pataraksa pada 10 November 2023.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa yang menjadi tujuan utama dari penerapan APBN? Sebagai salah satu unsur penting dalam perekonomian negara, tentu APBN diadakan dengan fungsi dan tujuan yang jelas.
"Pertumbuhan ekonomi 2020 sebelum covid ditargetkan 5,3 persen dan berakhir dengan minus 2 persen. Maka nilai kerugian yang hilang diestimasi Rp1.356 triliun atau 8,8 persen dari GDP 2020," jelasnya dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021, secara virtual, Kamis (29/4).
Melihat potensi kerugian tersebut, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengambil peran sebagai instrumen utama yang melakukan countercyclical atau menahan dampak Covid-19 agar tidak merosot ke bawah. Sehingga dilakukanlah pelebaran defisit mencapai sekitar 6 persen lewat Undang-Undang Nomor 2 tahun 2020.
"Maka APBN sebagai suatu instrumen menahan kemerosotan itu dengan panahnyaa yang ke atas.
Dalam hal ini menyebabkan defisit kita mengalami peningkatan dan ini merupakan suatu perjalanan yang cukup panjang," jelasnya.
Dia menambahkan, selama belanja negara masih meningkat dan pendapatan negara mengalami penurunan, maka defisit anggaran masih akan berada di atas 3 persen di 2021. Sebab, pada tahun ini pemerintah masih melihat kebutuhan belanja yang meningkat untuk memberikan dukungan bagi sektor usaha dan masyarakat yang mengalami dampak dari Covid-19.
"Meskipun Indonesia merespon dengan defisit yang meningkat ini dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia defisit APBN Indonesia masih relatif modest dan juga dari sisi utang publik terhadap GDP mengalami kenaikan namun sekali lagi dibandingkan negara-negara baik di dalam lingkungan g20 maupun ASEAN Indonesia masih relatif dalam situasi yang modest," jelasnya.
Baca juga:
Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural Jadi Fokus Pemerintah di 2022
Kemenkeu Catat Realisasi Belanja Negara Capai Rp523 T di Kuartal I-2021
Sri Mulyani: Anggaran Pendidikan 2021 Naik 5 Kali Lipat Jadi Rp550 Triliun
Ketua Banggar DPR Minta Desain Asumsi Makro 2022 Terukur dan Efektif
Dibanding Pipa Gas Cirebon-Semarang, APBN Didorong untuk Proyek Lain
Penyaluran Subsidi Pemerintah Capai Rp21,4 Triliun di Kuartal I-2021