Anak usaha PGN temukan cadangan minyak 300 juta barel
Cadangan minyak di wilayah kerja (WK) Pangkah yang berada di lepas pantai utara, Jawa Timur.
Anak usaha PT PGN (Persero), PT Saka Energi Indonesia menemukan cadangan minyak di wilayah kerja (WK) Pangkah yang berada di lepas pantai utara, Jawa Timur. Cadangan minyak yang ditemukan hampir mencapai 300 juta barel.
"Diperkirakan 300 juta barel, tapi itu bisa lebih bisa juga turun, masih prediksi," ujar Direktur Utama Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan di Jakarta, Sabtu (10/10).
-
Kenapa mahasiswa UGM mengembangkan ESDS? Yogi mengatakan bahwa pengembangan ESDS tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Tanah Air.
-
Kenapa BPH Migas melakukan kerja sama dengan Pemprov NTB dan Papua Barat Daya? Adapun PKS ini dibuat dengan tujuan untuk mewujudkan penyediaan, pengendalian, dan pengawasan penyaluran Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) yang tepat sasaran dan tepat volume pada Konsumen Pengguna.
-
Di mana PNS itu ditikam? Peristiwa itu terjadi kira-kira pukul 09.28 WIT di Jalan Dekai- Sarendala, Kabupaten Yahukimo.
-
Siapa yang mendorong kolaborasi antara SKK Migas dan BPH Migas? Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas Yapit Sapta Putra juga mendorong adanya kolaborasi antara SKK Migas dan BPH Migas dalam menjalankan program yang memberi dampak positif bagi masyarakat.
-
Kenapa BPH Migas dan Gubernur Sulawesi Utara menandatangani PKS? "Penandatanganan PKS ini dalam rangka pengendalian konsumen agar tepat sasaran. BPH Migas perlu menjalin kerja sama dengan Pemerintah Daerah sebagai pihak yang mengetahui konsumen pengguna di wilayahnya yang berhak untuk mendapatkan JBT dan JBKP sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," ujar Kepala BPH Migas Erika Retnowati.
-
Mengapa sinergi antara SKK Migas dan BPH Migas sangat penting? Dalam agenda tersebut, Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengungkapkan bahwa sinergi antara SKK Migas (hulu) dan BPH Migas (hilir) sangat penting dan harus terus didorong. Pasalnya, sinergi keduanya tersebut dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dalam negeri.
Dia menegaskan cadangan baru tersebut ditemukan dari hasil pemboran sumur eksplorasi Sidatu-3, Pangkah PSC pada 17 Juli 2015 dengan menggunakan COSL rig. Pada saat pemboran dilakukan uji kandung lapisan pertama (DST-1) lapisan ngimbang karbonat dan menghasilkan minyak.
Sedangkan, uji kandungan lapisan kedua (DST-2) reservior Kujung-II menghasilkan gas dan uji kandung lapisan ketiga (DST-3) pada lapisan Kujung-I menghasilkan minyak. Pada lapisan Kujung-I di sumur eksplorasi pertama Sidayu-1 yang dibor pada 2011 terbukti menghasilkan minyak.
"Blok di Ujung Pangkah dominasi minyak di lapangan Sedayu, discovery besar kemarin 17 Agustus, lapangan terdiri dari karbonat, lapisannya batu gamping, hasil dari tesnya itu 1.800 BOPD kalau di buka bisa lebih besar lagi," kata dia.
Menurut Tumbur, hasil uji produksi tersebut membuka peluang lebih besar lagi keberadaan migas pada lapisan ngimbang karbonat yang membentang dari prospek Ronggolawe di Timur laut sampai prospek Tambakboyo di Baray Sedayu yang meliputi sekitar 10.000 hektar.
"Keberhasilan eksplorasi ini meningkatkan keyakinan bahwa cadangan migas yang signifikan masih mungkin ditemukan di Indonesia, apalagi di tengah kelesuan industri migas karena harga minyak yang rendah," pungkas dia.
(mdk/bim)