Analisa JP Morgan soal risiko rupiah dan surat utang negara
Obligasi Indonesia cukup berisiko lantaran didominasi pembeli asing.
Melalui analisanya bertajuk "Will positioning risk catch up with INDOGBs? Move to U/W" JP Morgan tidak menampik besarnya risiko devaluasi mata uang China, Yuan terhadap pergerakan nilai mata uang negara berkembang. Termasuk rupiah. Kondisi ini menjadi perhatian utama.
"Nomor satu kekhawatirannya berasal dari pelemahan Yuan yang berdampak ke regional, termasuk Indonesia," tulis analisa JP Morgan yang diterima merdeka.com, Kamis (27/8).
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Di mana Uut Permatasari tinggal? Uut Permatasari memilih untuk tinggal di sebuah rumah kos. Keputusan ini diambil untuk mendukung tugas suaminya, Tri Goffarudin Pulungan di Bali.
-
Apa itu Umbut Rotan? Salah satu makanan tradisional khas suku Dayak yang unik itu adalah Umbut Rotan atau Juhu Umbut Rotan.
-
Siapa yang menolak menerima uang suap ratusan juta rupiah? Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta Banyak pejabat tersandung kasus korupsi, tapi Mayjen Eddie M Nalapraya justru tak tergiur uang suap.
Pelemahan Yuan juga berpotensi berdampak pada surat utang negara (SUN). Meski begitu JP Morgan tidak menyarankan investor melepas SUN dan rupiah seperti yang sempat ramai diberitakan sebelumnya.
Analisa yang dipaparkan Emerging Market Strategy JP Morgan Arthur Lukand dan Bert Gochet ini tidak menampik bahwa obligasi Indonesia cukup berisiko lantaran didominasi pembeli asing. Kondisi ini akan sangat rentan jika terjadi penarikan dana dalam besar-besaran atau outflow.
"Indonesia bukan satu-satunya pasar obligasi yang berisiko. Tetapi kelebihan itu pasti berpeluang menimbulkan arus keluar."
Terkait pengelolaan fiskal, JP Morgan mengapresiasi kebijakan pencabutan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium pada Desember tahun lalu. JP Morgan juga menyoroti terkait prediksi penerimaan pajak sepanjang tahun ini yang diperkirakan di bawah target.
"Jika gap pajak ini tidak dapat ditutup pada akhir tahun, pemerintah harus mencari sumber-sumber pendanaan yang belum dianggarkan atau mengurangi pengeluaran."
Baca juga:
Bos IMF ke Indonesia, Agus Marto pastikan tak bicara utang
Mendag Lembong prihatin perkembangan e-commerce Indonesia
BEI prihatin tak ada perusahaan tambang asing melantai di bursa
Ekonomi AS membaik bikin dana asing ke Indonesia minim
Menkeu sebut ekonomi melemah sejak era SBY tapi tak segera diobati