Ancaman Resesi Ekonomi Ganggu Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menilai kondisi global yang demikian bisa memengaruhi daya beli masyarakat kelas menengah bawah. Apalagi sekarang kondisi ekonomi mereka masih belum pulih sepenuhnya akibat dampak pandemi Covid-19.
Perekonomian dunia di tahun 2023 banyak diramalkan suram dan gelap akibat resesi global. Banyak negara diperkirakan akan terseret resesi ekonomi karena tingkat inflasi yang tinggi direspon dengan kenaikan suku bunga acuan di banyak negara.
Menanggapi itu, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menilai kondisi global yang demikian bisa memengaruhi daya beli masyarakat kelas menengah bawah. Apalagi sekarang kondisi ekonomi mereka masih belum pulih sepenuhnya akibat dampak pandemi Covid-19.
-
Bagaimana responden menilai kondisi ekonomi nasional saat ini? Ini ditandai dengan 26,0 persen masyarakat yang menilai ekonomi nasional saat ini buruk. Angka ini seimbang dengan 26,0 persen masyarakat yang mengatakan ekonomi baik. Umumnya ekonomi nasional dinilai sedang, yakni sebesar 42,4 persen, akan tetapi lebih banyak yang menilai sangat buruk daripada yang sangat baik. Dengan persentase 3,5 persen sangat buruk. Lalu hanya 1,4 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Siapa yang dikabarkan mengalami kesulitan keuangan? Meskipun kabar suami Zaskia Gotik yang sedang mengalami kesulitan keuangan, rumah tangga mereka dengan Sirajuddin semakin harmonis.
-
Bagaimana Rey Utami mengatasi kesulitan keuangan saat pandemi? Pada saat itu, Rey dengan berani mengambil peran sebagai karyawan di warung kuliner miliknya sendiri, tanpa merasa malu sedikit pun.
-
Kapan Suswono menyampaikan bahwa daya beli warga Jakarta menurun? "Yang justru dikeluhkan oleh para pedagang ini adalah kehadiran pembeli ya, kehadiran pembeli ini relatif berkurang ya dari pengakuan para pedagang. Karena apa, nah ini yang kita pasti perlu cari akar masalahnya. Boleh jadi memang dari survei masyarakat Jakarta ini termasuk daya belinya yang turun," sambungnya.
-
Apa yang dimaksud dengan krisis moral? Dilansir dari berbagai sumber, berikut merdeka.com akan ulas krisis moral adala turuunnya nilai atau karakter baik dalam diri, lengkap dengan hal-hal yang berkaitan krisis moral.
"Dampak global (bisa) mempengaruhi daya beli kelas menengah bawah," kata Alphon saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Kamis (6/10).
Maka dari itu, Alphon meminta sektor perdagangan dalam negeri harus didorong ketika menghadapi kondisi yang penuh dengan ketidakpastian. Agar, sektor ini masih bisa bertahan atau mengurangi dampak global. Sebab perdagangan menjadi mesin pertumbuhan yang mendorong pemulihan ekonomi nasional.
"Perdagangan dalam negeri Indonesia harus terus didorong guna menghindari atau paling tidak mengurangi dampak global terhadap pemulihan perekonomian nasional," kata dia.
Peringatan dari Presiden Jokowi soal Resesi
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali mengingatkan kondisi ekonomi dunia makin tidak pasti. Bahkan tahun 2023 Jokowi mewanti-wanti kondisi dunia dalam 'awan gelap' dan badai besar segera datang.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Presiden (Wapres), Maruf Amin. Dia mengingatkan pemerintah khususnya negara berkembang untuk bersiap menghadapi resesi global.
Dia menilai, peluang terjadinya resesi global kian besar setelah sejumlah bank sentral ramai-ramai menaikkan suku bunga acuan dalam menghadapi lonjakan inflasi.
"Ancaman resesi dan sinyal kelesuan ekonomi global semakin menguat, bahkan banyak Bank Sentral merespons dengan menaikkan suku bunga acuan guna menahan laju inflasi," katanya dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival 2022 di JCC Senayan, Kamis (6/10).
Wapres Maruf mencontohkan, peluang besar terjadinya resesi global tercermin dari persoalan yang sama dialami banyak negara. Yakni, mulai dari krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan yang menyelimuti semua negara.
"Pemulihan yang tengah kita perjuangkan saat ini masih berhadapan dengan realita (ekonomi) global yang murung. Krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan menjadi awan gelap yang menyelimuti semua negara," tekannya.
(mdk/idr)