Arcandra nilai teknologi jadi kendala pengembangan Blok Natuna
Arcandra menegaskan Blok Natuna bisa disebut sebagai lapangan yang dikatakan sebagai marginal. Dia menjelaskan, ada beberapa poin jika untuk sebuah lapangan migas dikatakan sebagai lapangan marginal.
Pemerintah terus melakukan kajian dalam pengembangan sejumlah blok minyak dan gas bumi di kawasan Natuna, Kepulauan Riau. Hanya saja, upaya pengembangan percepatan tersebut dinilai masih terkendala teknologi.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, tantangan teknologi masih menghantui upaya pengembangan Blok Natuna. Bahkan, kata Arcandra, banyaknya tantangan-tantangan tersebut membuat Kementerian ESDM harus merubah nama.
-
Apa yang PT ERELA produksi? PT ERELA memproduksi berbagai macam sediaan obat seperti kapsul, tablet, kaplet, sirup, salep kulit, tetes telinga, tetes hidung, dan tetes mata, yang mengikuti kebutuhan pasar.
-
Apa yang terjadi pada minyak saat bersentuhan dengan es batu? Minyak akan mudah mengeras ketika mereka berada pada suhu dingin tertentu.
-
Kapan produksi minyak rambut alami mengalami penurunan? Usia Juga Menentukan Produksi minyak alami rambut akan mengalami penurunan atau berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
-
Mengapa Pabrik Es Krim Mataram dibeli oleh Perusahaan Es Krim Petodjo? Pada 22 Maret 1932, Bataviaasch Courant memberitakan bahwa Perusahaan Es Krim Petodjo telah membeli Pabrik Es Krim Mataram dengan biaya 29.600 gulden.
-
Apa komoditas yang menjadi 'emas' di perdagangan Tapanuli, Sumatera Utara? Perdagangan kapur barus di Tapanuli, Sumatera Utara sudah berlangsung sejak abad ke-2 Masehi dan menjadi salah satu komoditi penting atau 'emas'.
-
Bagaimana proses pembuatan Minyak Inti Sawit? Proses produksi minyak inti sawit melibatkan beberapa tahap, mulai dari panen hingga pemurnian minyak. Berikut adalah tahapan utama dalam proses produksinya: 1. Panen Buah Kelapa Sawit. Buah kelapa sawit dipanen dari tandannya saat sudah matang. Tandan buah segar (TBS) kemudian dibawa ke pabrik untuk diproses lebih lanjut. 2. Sterilisasi. Tandan buah segar disterilkan dengan uap untuk mempermudah pemisahan buah dari tandannya dan untuk mencegah fermentasi. 3. Pemipilan Buah. Buah kelapa sawit dipisahkan dari tandannya dengan mesin pemipil. 4. Penghancuran. Buah yang telah dipisahkan dari tandannya dihancurkan untuk memecah daging buah dan memisahkan bijinya. 5. Ekstraksi Minyak Inti. Terdiri dari tiga tahapan yakni;- Pengeringan Biji: Biji kelapa sawit dikeringkan untuk mengurangi kadar air, sehingga mempermudah proses ekstraksi minyak.- Pengempaan: Biji yang telah dikeringkan kemudian dipecah untuk mengeluarkan inti biji sawit.- Pengepresan: Inti biji sawit kemudian dipres untuk mengekstrak minyak. Proses ini menghasilkan minyak inti sawit mentah. 6. Pemurnian. Terdiri dari;- Degumming: Minyak mentah dicampur dengan air panas untuk menghilangkan getah dan lendir.- Netralisasi: Minyak dirawat dengan alkali untuk menghilangkan asam lemak bebas.- Bleaching: Minyak diputihkan dengan menggunakan tanah pemutih untuk menghilangkan warna dan kotoran.- Deodorisasi: Minyak dipanaskan pada suhu tinggi dalam kondisi vakum untuk menghilangkan bau yang tidak diinginkan. 7. Pengemasan dan Penyimpanan. Minyak inti sawit yang telah dimurnikan kemudian dikemas dan disimpan untuk didistribusikan ke berbagai industri.
"Persoalan yang datang banyak sekali. Pak Jonan, Menteri ESDM bilang Kementerian ESDM itu harus diubah namanya menjadi Kementerian Permasalahan Energi dan Sumber Daya Mineral," ujarnya dalam SIMGRESNAS XIV IATMI, di Crown Plaza, Jakarta, Selasa (6/12).
Arcandra menegaskan Blok Natuna bisa disebut sebagai lapangan yang dikatakan sebagai marginal. Dia menjelaskan, ada beberapa poin jika untuk sebuah lapangan migas dikatakan sebagai lapangan marginal.
Pertama, sebuah lapangan dikatakan marginal atau tidak bisa dikembangkan karena harga minyak. Maka lapangan yang dulu di develop ekonomis sekarang tidak bisa. "Kedua, lapangan dikatakan marginal apabila teknologi tidak mampu untuk melakukan drilling dan production dengan harga yang ekonomis. Kalau teknologi tidak tersedia dia akan menjadi marginal," jelasnya.
Ketiga, lapangan migas dikatakan marginal apabila keberadaannya berada di daerah pedalaman. Hal ini akan mempengaruhi keinginan investor untuk melakukan pengembangan terhadap lapangan migas tersebut karena mahalnya biaya logistik.
"Sehingga remote dia tidak bisa akses kesana dan menjadi mahal. Keempat, lapangan dikatakan marginal kalau research tidak cukup. Kalau kita punya research 1,3 TCF dengan harga jual USD 8 per MMBtu maka lapangan itu bisa dikategorikan marginal. Mungkin dengan harga cost index yang turun 1 TCF sekitar 30 persen," kata Arcandra.
Dari empat indikasi tersebut, Blok Natuna dikategorikan sebagai lapangan yang marginal. Alasannya, teknologi canggih yang ekonomis dalam pengembangan blok tersebut masih belum bisa didapatkan pemerintah.
"Sebuah lapangan di Natuna dikatakan marginal atau tidak? Salah satu tandanya adalah apakah di daerah tersebut orang mau berlomba-lomba mengembangkan lapangan di kawasan tersebut. Kalau iya, berarti tidak. Tapi kalau diam saja hanya eksisting, itu bisa jadi lapangan tersebut marginal seperti penjelasan tadi. Untuk itu definisinya tergantung kita apakah kawasan Natuna ini sudah menjadi kawasan marginal atau belum. Apa yang menyebabkan? Bisa jadi karena teknologi belum ketemu. Masalah research itu banyak sekali, remote area? Enggak. Cost? Mungkin. Terus apa penyebabnya? Teknologi yang belum ekonomis," pungkasnya.
Baca juga:
'Bakal berjalan mulus, banyak swasta tertarik mendaftar'
Andalkan APBN, menerangi nusantara butuh 40 tahun
Melistriki desa, membangun Indonesia dari tepian
Genjot energi terbarukan, PLN beli listrik dari sampah 7 kota
Pencabutan subsidi listrik akan pengaruhi pendapatan masyarakat
Membongkar fakta di balik keputusan RI bekukan keanggotaan di OPEC
Pertamina: Indonesia menderita banyak kerugian jika bertahan di OPEC