Asosiasi minta pengusaha waralaba RI tak jadi raja di rumah sendiri
Indonesia’s Biggest Business Expo 2017 secara resmi dibuka dan diadakan di JCC. Adapun pameran ini menggabungkan tiga pameran salam satu atap. Dengan diadakannya ajang pameran ini dapat mendorong para pelaku bisnis waralaba untuk mempromosikan, terus meningkatkan kualitas produknya.
Indonesia’s Biggest Business Expo 2017 secara resmi dibuka dan diadakan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat selama tiga hari yakni dari 8 sampai 10 September. Adapun pameran ini menggabungkan tiga pameran salam satu atap yaitu, Franchise and License Expo Indonesia 2017, Café and Brasserie Indonesia 2017, dan Retail and Solutions Expo 2017.
Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI), Levita G. Supit, mengharapkan dengan diadakannya ajang pameran ini dapat mendorong para pelaku bisnis waralaba untuk mempromosikan, terus meningkatkan kualitas produknya serta berani bersaing di pasar yang lebih besar, bahkan global.
"Jangan jadi raja di kandang sendiri, kembangkan dan pergi luar negeri sehingga dapat menunjukkan bahwa anak Indonesia bisa berkarya," ungkapnya di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (8/9).
Dalam pendanaannya, bisnis waralaba mengalami peningkatan yang cukup baik dengan mayoritas pelaku usaha dari kalangan generasi muda. Selain itu, era digitalisasi yang terus berkembang tentu mendorong tumbuhnya sektor usaha baru yang tentu harus dapat dimanfaatkan secara cerdas oleh setiap pelaku usaha maupun Calon-calon pelaku usaha.
"Trend yang sedang ada adalah digitalisasi yang sangat tinggi, karena permintaan pasar yang sangat kuat. Makan tidak harus datang tapi bisa order di aplikasi. Karena itu pelaku usaha harus antisipasi dengan baik. Itu digitalisasi juga bisa dijadikan sebagai salah satu bentuk peningkatan mutu layanan," jelasnya.
Sementara itu, General Manager Reed Panorama Exhibitions, James Boey, mengatakan lndonesia’s Biggest Business Expo 2017 hendak dijadikan sebagai tempat untuk saling bertukar ide usaha dan berbagi solusi bisnis.
"Indonesia’s Biggest Business Expo memiliki peran penting di kawasan ASEAN dan telah menyatukan berbagai pemimpin industri dan perwakilan dari berbagai industri, brand ternama, pemilik café serta peserta pameran untuk bertemu dan menciptakan peluang bisnis," tandas dia.
Diketahui, Indonesia’s Biggest Business Expo 2017 ini menghadirkan 450 brand dari 18 negara seperti, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Korea, India, Tiongkok, Hongkong, Selandia Baru, Australia, Amerika, Finlandia, lepang, Swedia dan ltalia.
Pameran ini melibatkan berbagai asosiasi bisnis di antaranya, World Franchise Associates (WFA), Perbadanan Nasional Berhad (PNS) Malaysia, Malaysia Retail Chain Association (MRCA), Asosiasi Eksportir Kopi lndonesia (AEKI) dan Asosiasi Kopi Special lndonesia (AKSI) serta lndonesian Latter Art Artist (ILAA).
-
Di mana Widodo merintis usaha kerajinan limbah kayu jati? Setelah pensiun tahun 1994, ia pindah ke Desa Tempurejo, Kabupaten Boyolali. Saat pensiun itulah Widodo merintis usaha kerajinan yang diolah dari limbah kayu jati.
-
Kapan Ririn Ekawati merayakan bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
-
Apa yang dirayakan Ririn Ekawati dalam acara peluncuran bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
-
Kenapa Warsilah memutuskan untuk membuka usaha jahit? Enggan berlarut-larut dari keterpurukan dimana suaminya menjadi salah satu korban yang terdampak PHK akibat pandemi Covid-19, Warsilah mencoba peruntungan dengan membuka usaha jahit pakaian untuk wanita, pria, dan anak-anak.
-
Apa bisnis yang dirintis oleh Risma di Yogyakarta? Risma memulai usaha kecil-kecilan dari pre-order di rumah. Dari sinilah Risma mulai mengumpulkan modal sedikit demi sedikit hingga akhirnya memberanikan diri untuk membuka bisnis ramen.
-
Bagaimana Aqila berbisnis? Aqila tampaknya mengikuti kegiatan di sekolahnya yang mengajarkan siswa menjadi wirausahawan sejak dini.
Baca juga:
Nasib nahas 7-Eleven Indonesia, sudah tutup lalu terlilit utang
Utang menumpuk, 7-Eleven masih punya kesempatan berdamai
Supplier kecewa 7-Eleven tak transparan soal pembayaran utang
Gerai ditutup, induk usaha 7-Eleven tak mampu bayar utang ratusan miliar
Tips sukses bisnis makanan dari pakar waralaba
Masihkah cerah waralaba makanan di Indonesia?