Atasi Defisit Neraca Perdagangan, Menteri Jonan Minta RI Tiru Jepang
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengatakan defisit itu disebabkan ekspor industri nonmigas RI yang masih terbilang kecil. Indonesia dinilai perlu meningkat ekspor pada industri nonmigas ini. Dia pun memaparkan, ekspor di sektor nonmigas Indonesia masih tertinggal dengan negara tetangga.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI defisit sebesar USD 1,82 miliar pada Oktober 2018. Sektor migas mencatat impor sebesar USD 2,91 miliar pada Oktober, sedangkan impor nonmigas sebesar USD 14,71 miliar.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, mengatakan defisit itu disebabkan ekspor industri nonmigas RI yang masih terbilang kecil. Indonesia dinilai perlu meningkat ekspor pada industri nonmigas ini.
-
Kapan Lembaga Eijkman diresmikan? Wacana tersebut akhirnya terealisasi pada tahun 1992 dan laboratorium mulai beroperasi setahun setelahnya lalu diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Bendungan Jenderal Soedirman diresmikan? Pada tahun 1989, Bendungan Jenderal Soedirman, juga dikenal sebagai Waduk Mrica, diresmikan oleh Presiden Soeharto.
-
Kapan Janjang Saribu diresmikan? Tembok ini telah diresmikan oleh Bupati Agam pada tahun 2013.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
"Jepang itu punya gas tidak? Punya minyak tidak? Tidak punya. Dia impor minyak dan gasnya jauh lebih besar dari Indonesia, tapi ekspor produk lainnya juga besar. Nah kita mestinya begitu," tuturnya di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis (15/11).
Menteri Jonan menjelaskan, ekspor pada sektor nonmigas perlu ditingkatkan dalam upaya meningkatkan produk-produk lain yang dapat diproduksi. Kata dia, hal ini berguna untuk menghasilkan nilai di ekspor nonmigas.
"Kan impor minyak ini tidak untuk diminum kan, ini kan sebagai alat produksi, walaupun digunakan oleh konsumen itu tapi kan digunakan untuk berkegiatan. Nah berkegiatan ini yang harus menghasilkan nilai ekspor yang lain. Jadi bukan dipisah pisah begitu penilaiannya," ucapnya.
Dia pun memaparkan, ekspor di sektor nonmigas Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara tetangga. "Ya menurut saya ekspornya kurang, non migasnya. Singapura punya minyak tidak? Itu impor semua kan. Kenapa mata uangnya masih kuat? Itu sebab ekspornya tinggi," ujarnya.
"China coba cek impor minyaknya berapa sehari, mungkin 3 juta barel, tapi ekspornya produk lainnya besar. Kan minyak tidak cuma dikonsumsi, salah satu bahan untuk produksi juga, dalam perspektif luas ya," tambah dia.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Neraca Perdagangan Oktober 2018 Desifit USD 1,82 Miliar
Di era Jokowi, neraca dagang perikanan RI diklaim terbaik se-Asia Pasifik
Neraca perdagangan September 2018 surplus USD 227 juta
BI: Defisit neraca perdagangan karena peningkatan impor migas
Perbaiki neraca perdagangan, pemerintah diminta atur impor BUMN
Kadin lega defisit neraca perdagangan Indonesia Agustus mulai menurun
Neraca perdagangan Agustus 2018 defisit, ini kata Menko Luhut