Baja impor kuasai proyek jembatan senilai Rp 300 miliar
Baja impor selama ini lebih banyak didatangkan dari Spanyol, Australia dan China.
Pemerintah sedang menggenjot pembangunan infrastruktur, termasuk pembangunan jembatan. Pemerintah menekankan penggunaan bahan baku lokal, termasuk baja, dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur termasuk jembatan.
Dalam proyek pembangunan jembatan di 2015, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono mengatakan Kementerian PU-PR membutuhkan pasokan baja hingga 1,8 juta ton.
"Untuk 2015 ini PU gunakan 1,8 juta ton baja jembatan. Jembatan-jembatan panjang banyak dibangun," kata Menteri Basuki di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (15/9).
Total kebutuhan baja tersebut digunakan untuk membangun 60 unit jembatan dengan total anggaran mencapai Rp 300 miliar.
Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hedianto W Husaini menambahkan, dari total kebutuhan baja tersebut, sebanyak 60 persen masih didatangkan dari luar negeri. Baja impor selama ini lebih banyak didatangkan dari Spanyol, Australia dan China.
Namun, untuk kebutuhan proyek pembangunan jembatan pada 2016, penggunaan baja lokal akan ditingkatkan hingga 80 persen.
"2015 kita 60 persen masih impor. Memang banyak karena lebih murah. Kedua, suplai kita memang tidak cukup hanya dari dalam negeri. Kalau sekarang karena kita mulai dari pabrik baja kita pastikan kita beli bajanya, kita pasti nanti akan terbalik. 80 persen dari dalam negeri," imbuhnya.