Bangkrut, Perusahaan Fesyen Forever 21 Tutup 178 Gerai
Forever 21 menyatakan, restrukturisasi akan memungkinkan perusahaan untuk fokus pada bagian inti yang menguntungkan dari operasinya dan menutup beberapa lokasi internasional.
Perusahaan fesyen ritel, Forever 21 Inc mengajukan kebangkrutan pada hari Minggu (29/9). Perusahaan fesyen ini berencana untuk menutup 178 gerai, yang sebagian besar berlokasi di Asia dan Eropa. Namun, mereka tidak berharap untuk keluar dari pasar utamanya yaitu di Amerika Serikat.
Forever 21 menyatakan, restrukturisasi akan memungkinkan perusahaan untuk fokus pada bagian inti yang menguntungkan dari operasinya dan menutup beberapa lokasi internasional.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Siapa yang mengungkapkan bahwa tren fashion di Indonesia semakin cepat? Daniel Minardi, Head of Brands Management & Digital Products Shopee Indonesia mengungkapkan perputaran tren di industri fashion terasa semakin cepat dan menarik untuk diikuti setiap tahunnya.
-
Apa yang mendorong pertumbuhan pesat industri game di Indonesia? Dengan semakin berkembangnya digitalisasi dan jumlah pemain game yang bertambah, serta dukungan dari ekosistem yang kuat, kedua industri ini diprediksi akan terus tumbuh dengan pesat.
-
Bagaimana batik Jetis berkembang hingga kini? Seiring perjalanan waktu, perdagangan di pasar Jetis semakin ramai. Banyak pedagang asal Madura menyukai batik tulis buatan warga Jetis. Mereka sering memesan batik tulis dengan permintaan motif dan warna khusus khas Madura. Batik tulis asal Jetis ini kemudian juga dikenal orang sebagai batik corak Madura.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
"Kami telah meminta persetujuan untuk menutup hingga 178 toko. Keputusan mengenai toko mana yang akan ditutup sedang berlangsung, sambil menunggu hasil dari percakapan berkelanjutan dengan tuan tanah," ujar perusahaan dalam keterangan tertulisnya, dikutip dari CNBC Make it, Senin (30/9).
Forever 21 didirikan pada tahun 1984, yang tercatat telah memiliki 815 toko di 57 negara.
Perusahaan mengatakan bahwa anak perusahaan Kanada juga mengajukan kebangkrutan dan berencana untuk menghentikan bisnis dengan menutup 44 toko di negara tersebut. selain itu pada pekan lalu, Forever 21 mengatakan akan keluar dari Jepang dan menutup 14 toko pada akhir Oktober.
Kendati demikian, Forever 21 tetap akan melanjutkan operasinya di Meksiko dan Amerika Latin.
Sementara itu, perusahaan mendaftarkan aset dan kewajiban sekitar USD 1 miliar hingga USD 10 miliar, menurut pengadilan yang mengajukan di Pengadilan Kepailitan A.S. untuk Distrik Delaware.
Perusahaan mengatakan mereka menerima USD 275 juta dalam pembiayaan dari pemberi pinjaman, JPMorgan Chase Bank, N.A. dan USD 75 juta dalam modal baru dari TPG Sixth Street Partners, dan beberapa dana afiliasinya, untuk membantunya mendukung operasinya dalam kebangkrutan.
Dengan dana ini, Forever 21 mengatakan bahwa mereka akan menjalankan bisnis seperti biasa dan akan fokus pada bagian inti yang menguntungkan dari operasinya.
Sejak awal 2017, hal serupa terjadi pada lebih dari 20 perusahaan retail di Amerika Serikat, termasuk Sears Holdings Corp dan Toys ‘R’ Us, yang juga telah mengajukan kebangkrutan karena lebih banyak masyarakat yang menghindari berbelanja di mal-mal besar dan lebih memilih berbelanja online.
Reporter Magang: Evie Haena Rofiah
Baca juga:
Alokasi Program Restrukturisasi IKM Terserap 80 Persen dari Total Rp4 Miliar
Gelar Pameran, Produsen Elektronik China Jajaki Kerja Sama dengan Indonesia
Menperin Airlangga Pacu Industri Kimia jadi Penggerak Ekonomi Nasional
Bank Indonesia: Konsumsi Rumah Tangga RI Masih Bagus Meski Tidak Kuat
Gelar DCHW 2019, PT PP Genjot Implementasi Teknologi Digital di Sektor Konstruksi
Imbas Karhutla, Industri di Riau Alami Kerugian Hingga Miliaran Rupiah