Bank Dunia: Krisis global mulai berakhir
Negara berkembang diperkirakan akan tetap dominan beberapa tahun ke depan.
Bank Dunia menilai negara-negara berkembang tidak perlu khawatir berlebihan pada rencana bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang bersiap menarik stimulus moneter di pasar keuangan. Kebijakan yang biasa disebut tappering off itu menandakan perekonomian dunia mulai membaik, dan negara-negara maju menggeliat kembali.
Direktur Pelaksana dan Kepala Bidang Keuangan Bank Dunia Bertrand Badre mengatakan, lanskap ekonomi dunia yang selama 5 tahun terakhir digerakkan oleh negara berkembang utama seperti Brasil, Meksiko, India, China, dan Indonesia, mulai berubah. Setelah AS mulai pulih, sehingga menghentikan kebijakan tappering off, Jepang juga menunjukkan tanda-tanda perbaikan ekonomi.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Mengapa kinerja industri perbankan di Indonesia terjaga stabil di tengah ketidakpastian ekonomi global? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil," jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
"Ekonomi global sejak krisis 2008 selalu bergejolak, tapi kami dari Bank Dunia percaya bahwa saat ini adalah awal dari akhir krisis yang menerpa sejak saat itu, itu sebabnya, tappering off harus diterima sebagai persiapan menghadapi tata ekonomi dunia yang baru," kata Badre seusai menemui Menteri Keuangan Chatib Basri di Jakarta, Selasa (3/12).
Kolega ekonom Indonesia Sri Mulyani Indrawati yang juga menjabat di Bank Dunia itu mengatakan, bahwa negara berkembang akan tetap dominan beberapa tahun ke depan. Namun, harus ada reformasi struktural di masing-masing negara. Sebab, kecenderungannya, dana di pasar keuangan akan kembali ke negara-negara maju, terutama ke Negeri Paman Sam.
"Tidak bisa dipungkiri, ketika tappering off dilaksanakan, hal ini akan mempengaruhi kinerja negara-negara tersebut. Sebab, selama ini negara berkembang bergantung pada likuiditas akibat kebijakan AS itu," ungkap Badre.
Namun, mantan bankir Prancis mengingatkan bahwa negara berkembang masih punya waktu menata diri. Seandainya tappering off dilaksanakan, masih ada pasokan likuiditas lain, terutama buat negara-negara Asia.
"Kita masih bisa memanfaatkan kebijakan pasokan likuiditas yang dijalankan Jepang dan bank sentral Eropa, tapi tetap, situasi ekonomi dunia akan menantang ke depan," tandasnya.
Namun, khusus peluang Indonesia menghadapi krisis, Badre menolak berkomentar secara spesifik. Dia mengaku belum memiliki pemahaman komprehensif mengenai persoalan ekonomi Tanah Air.
(mdk/bim)