Bank Indonesia Ramal Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2019 Capai 5,1 Persen
Pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2018 yang dirilis Pusat Statistik (BPS) mencapai sebesar 5,17 persen. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan periode sama tahun lalu hanya 5,06 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-III 2019 tidak berbeda jauh pada pertumbuhan tahun lalu yakni berada dikisaran 5,1 persen. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan tersebut yakni konsumsi rumah tangga.
"Masih sama 5,1 persen. Ada beberapa aspek konsumsi masih bagus khususnya konsumsi swasta, rumah tangga," kata Perry saat ditemui di Kompleks, Masjid BI, Jakarta, Jumat (20/9).
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
Perry mengatakan, konsumsi rumah tangga di kuartal III-2019 ini memang masih cukup bagus. Ditambah lagi, harga-harga di sejumlah sektor terkendali dan bantuan sosial juga cukup menjaga konsumsi rumah tangga.
"Jadi kami perkirakan kuartal III ini 5,1 persen," tandas dia.
Informasi saja, pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2018 yang dirilis Pusat Statistik (BPS) mencapai sebesar 5,17 persen. Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan periode sama tahun lalu hanya 5,06 persen.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan Indonesia belum terkena ancaman dari resesi. Sebab, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menunjukkan peningkatan dan masih berada di atas atau sekitar 5 persen.
Sedangkan, negara yang dikatakan resesi adalah ketika produk domestik bruto (PDB) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Isu ini kian menghangat mengingat sejumlah negara maju sudah menjadi korban dari resesi ekonomi.
"Resesi itu jika suatu negara growth negative berturut-turut pada 2 triwulan. Pertumbuhan ekonomi global kami memproyeksi tahun ini 3,2 persen dan tahun depan 3,3 persen. Ini belum termasuk definisi resesi," tuturnya di Jakarta, Kamis (19/9).
Longgarkan Kebijakan
Sementara itu, BI selaku bank sentral akan terus melonggarkan kebijakan moneternya menyesuaikan perlambatan ekonomi global yang kini terjadi. "Kita akan melanjutkan bauran kebijakan akomodatif dengan memangkas suku bunga, perlonggar makropruden, sistem pembayaran dan operasi moneter," imbuhnya.
Sebelumnya, 5 negara dengan ekonomi yang kuat ikut terintimidasi ancaman resesi. Mengutip laman CNN, lima negara itu adalah Jerman, Inggris, Italia, Brasil dan Meksiko. Lima negara ini termasuk ke dalam G20, alias negara-negara yang memiliki ekonomi terbesar di dunia.
(mdk/idr)