Bank Mandiri Prediksi Ekonomi Kuartal II-2022 Tumbuh 5,3 Persen
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 lebih baik di bandingkan kuartal I-2022. Yakni, tumbuh berkisar 5,2 - 5,3 persen dari kuartal sebelumnya 5,01 persen.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 lebih baik di bandingkan kuartal I-2022. Yakni, tumbuh berkisar 5,2 - 5,3 persen dari kuartal sebelumnya 5,01 persen.
"Proyeksi pertumbuhan ini seiring dengan dukungan perbaikan belanja masyarakat, pertumbuhan ekspor, dan dukungan meningkatnya transaksi di tengah bulan Ramadan yang lalu," ujar Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry dalam JobStreet Job Outlook Report 2022, Jakarta, Rabu (22/6).
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Andry mencatat, belanja masyarakat sepanjang kuartal II-2022 sudah mencapai level tertinggi sepanjang pandemi. Hal ini ditunjukkan oleh Mandiri Spending Index (MSI) di mana indeks frekuensi belanja berada di level 185,5, sementara indeks nilai belanja naik ke level 159,9, indeks tertinggi sepanjang pandemi.
"Hal ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang signifikan jika dibandingkan dengan periode dua tahun sebelumnya, yang berjalan beriringan dengan pelonggaran mobilitas masyarakat," paparanya.
Andry menerangkan, tingkat belanja di semua wilayah kembali meningkat sejak awal Maret 2022. Perbaikan tingkat belanja tidak hanya terjadi di wilayah-wilayah yang terimbas kenaikan harga komoditas, namun juga di wilayah yang mengandalkan pariwisata.
Sebagai contoh, tren meningkatnya mobilitas masyarakat membuahkan perbaikan tingkat belanja di wilayah Bali dan Nusa Tenggara yang merupakan salah satu daerah wisata utama.
Berdasarkan data MSI, tingkat belanja di Bali dan Nusa Tenggara berangsur membaik sejak pertengahan tahun lalu tercatat mencapai level 80,6 di periode Ramadan 2022. Angka ini merupakan level tertinggi selama pandemi.
Dari sisi produksi, pemulihan ekonomi sektoral menunjukan arah yang semakin solid, ditunjukan semakin banyak sektor dengan level PDB sektoralnya sudah melebihi level sebelum pandemi Covid-19. Pertumbuhan ekonomi sektoral pun semakin kuat, impor bahan baku dan barang modal meningkat, mengindikasikan pergerakan ekonomi yang terus membaik.
Ekspor pun tumbuh memanfaatkan peluang pasar yang membaik di negara-negara tujuan ekspor seiring dengan pemulihan ekonomi global. Namun demikian, pemulihan ekonomi ke depan dihadapkan pada beberapa tantangan yang perlu diwaspadai dan diantisipasi pemerintah. Antara lain kenaikan harga-harga energi minyak, gas, dan batubara dan juga pangan yang akan meningkatkan biaya produksi dan konsumsi.
Kemudian, resiko Rupiah terdepresiasi yang dapat meningkatkan biaya-biaya dari bahan baku impor. "Dari beberapa faktor tadi kita dapat melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini akan lebih baik dibandingkan dengan kuartal I lalu," tutupnya.
Baca juga:
Waspada, Ekonomi Global Merosot dan Ancaman PHK Mengintai
Peringkat Daya Saing Indonesia Anjlok ke Posisi 44 Dunia
Airlangga: IKN Jadi Stimulus Pemerataan Pertumbuhan Ekonomi
Revitalisasi Pasar Rakyat Mampu Tingkatkan Kesejahteraan Pedagang
Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki di Perekonomian Tingkatkan PDB Global USD 28 T
The Fed Naikkan Suku Bunga, Sri Mulyani: Ekonomi AS dan Eropa akan Negatif