Bedah Visi Misi Capres: Target Ekonomi Sulit Terwujud Selama Ada Oligarki di Belakang Capres
Ronny menyoroti kendala laten terjadi pada pergerakan ekonomi nasional.
Ronny menyoroti kendala laten terjadi pada pergerakan ekonomi nasional.
Bedah Visi Misi Capres: Target Ekonomi Sulit Terwujud Selama Ada Oligarki di Belakang Capres
Target Ekonomi Sulit Terwujud Selama Ada Oligarki di Belakang Capres
Dua bakal calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD telah mempublikasi visi misi mereka jika terpilih sebagai pemimpin Republik Indonesia di tahun 2024.
Sementara satu pasangan lagi, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terpantau belum mempublikasikan visi dan misi mereka jika terpilih menggantikan Joko Widodo dan Maruf Amin.
- Bedah Visi Misi Capres: Arah Ekonomi Indonesia di Tangan Ganjar, Prabowo dan Anies
- Bedah Visi Misi Capres: Target Ekonomi 7 Persen Terlalu Ambisius
- Alami Kesulitan Ekonomi, Potret Rumah Mewah Super Nyaman Milik Bedu yang Dijual Rp5,5 Miliar
- Rakernis Fungsi Reskrim Polda Jabar Bahas Pemilu dan Ekonomi Nasional
Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economics Action Institution, Ronny P Sasmita mengatakan,
pada dasarnya tiga kontestan Pilpres 2024 Anies-Muhaimin, Ganjar-Mahfud, atau Prabowo-Gibran, memiliki tujuan yang sama yaitu membawa perekonomian Indonesia lebih maju.
Ronny pun memandang setiap kandidat tidak diwajibkan memiliki kompetensi tentang ilmu ekonomi.
Dengan pertimbangan, para peserta pemilihan presiden (pilpres) saat ini bukan sebagai calon doktor ekonomi yang sedang dalam proses disertasi.
Namun, Ronny menyoroti kendala laten terjadi pada pergerakan ekonomi nasional yaitu, pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang tidak produktif.
Hal ini disebabkan APBN seringkali menjadi bancakan sejumlah pihak.
merdeka.com
"Hampir bisa dipastikan APBN itu akan menjadi ajang bancakan para pencari rente nantinya, seperti yang sudah-sudah. Karena itu, pertumbuhan tinggi menjadi sulit dicapai, karena anggaran dibelanjakan secara tidak produktif dan tidak efektif," kata Ronny kepada merdeka.com, Senin (23/10).
Selain potensi APBN yang kurang produktif, tantangan bagi pasangan bakal calon yang akan terpilih nanti yaitu sengitnya tarik menarik sebuah kebijakan demi kepentingan elit-elit yang terlibat dalam pemerintahan nanti.
"Termasuk kepentingan jejaring oligarki yang bersembunyi di belakang ketiga pasangan kandidat. Apalagi, sebagaimana kita ketahui, nominal APBN Indonesia itu besar," kata Ronny.
Ronny mengatakan, saat ini masih terlalu awal untuk mengukur visi misi pasangan bakal capres-cawapres, meskipun gagasan yang ditawarkan dirangkum melalui kalimat optimis.
Yang jelas menurut Ronny, jalan awal terbaik bagi masa depan ekonomi Indonesia adalah proses pemilihan harus dilakukan secara adil.
Masa transisi kekuasaan juga harus terjadi secara mulus agar tidak mengganggu aktifitas ekonomi yang ada dan tetap memberikan kepastian berusaha bagi para investor.