Cak Imin: Jangan Biarkan Orang Tak Punya Etika Mengatur Negeri Seenaknya Udelnya!
Cak Imin dan Anies tidak ingin orang-orang tidak punya etika memimpin Indonesia.
Pria yang akrab disapa Cak Imin ini mengungkapkan, perjuangan atas perubahan tidak mudah. Dia bersama Anies kerap mendapatkan fitnah dan adu domba.
Cak Imin: Jangan Biarkan Orang Tak Punya Etika Mengatur Negeri Seenaknya Udelnya!
Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyerukan perubahan saat berkampanye di Bali. Dia dan Anies tidak ingin orang-orang tidak punya etika memimpin Indonesia.
"Perjuangan perubahan ini, perjuangan etika nilai juang. Jangan biarkan orang yang tidak punya etika mengatur negeri ini seenak udelnya. Betul?. Saatnya perubahan,"
kata Cak Imin dalam Silahturahmi dan Konsolidasi Relawan Basra AMIN di Badung, Bali, Jumat (26/1).
merdeka.com
Pria yang akrab disapa Cak Imin ini mengungkapkan, perjuangan atas perubahan tidak mudah. Dia bersama Anies kerap mendapatkan fitnah dan adu domba.
"Jadi perjuangan keadilan itu tidak mudah, fitnah antar umat beragama difitnah, antar umat Islam diadu domba. Saya sampaikan umat Islam dan seluruh umat-umat beragama di Indonesia sudah punya kedewasaan. Tidak lagi mudah diadu domba, tidak lagi mudah diadu adu, betul?," ungkapnya.
Cak Imin mencontohkan, Anies seringkali dicap pemimpin intoleran oleh lawan politik. Dia menegaskan, dirinya dan Anies sangat menjunjung Bhineka Tunggal Ika.
"Kalau dada Mas Anies dibedah, dada Muhaimin Iskandar dibedah, yang ada di dalamnya adalah merah-putih, Bhinneka Tunggal Ika. Kami sudah jelas, duet santri untuk NKRI. Bhinneka Tunggal Ika, harga mati," ujarnya.
Ketum PKB ini mengenang pesan Presiden ke-4 RI Gus Dur bahwa munculnya aksi terorisme itu lantaran ada adu domba umat beragama.
"Saya ingat omongan Gus Dur. Kalau ada teroris jangan-jangan teroris itu hanya dalam rangka mengadu domba antar umat beragama, betul?. Oleh karena itu, kami sampaikan kepada seluruh masyarakat Bali, merah putih, Bhinneka Tunggal Ika akan kita songsong bersama duet santri Anies-Muhaimin Iskandar," ujarnya.
Menurut Cak Imin, intoleransi yang paling berbahaya adalah intoleransi dan ketidakadilan ekonomi, eksploitasi kekayaan alam oleh konglomerat. Kemudian, ketimpangan antara si kaya dan si miskin."Kami berdua garda terdepan, dari santri untuk NKRI, dari santri untuk pemersatu bangsa, ini supaya jelas. Tidak ada fitnah di antara bangsa Indonesia. Alhamdulillah, hari ini mulai terbuka semuanya, semua bergabung untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang adil. Itulah fakta-fakta yang berkembang," ujarnya.