Bedah Visi Misi Capres: Target Ekonomi 7 Persen Terlalu Ambisius
Pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin dalam visi misinya melibatkan aspek ekonomi baru seperti transisi energi atau ekonomi hijau dan ekonomi digital.
Pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Cak Imin dalam visi misinya melibatkan aspek ekonomi baru seperti transisi energi atau ekonomi hijau dan ekonomi digital.
Bedah Visi Misi Capres:
Target Ekonomi 7 Persen Terlalu Ambisius
Bedah Visi Misi Capres: Target Ekonomi 7 Persen Terlalu Ambisius
Pesta demokrasi 5 tahunan sudah dimulai. Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) telah diumumkan. Mereka pun telah membeberkan visi dan misi jika mereka terpilih sebagai pemimpin selanjutnya.
Pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar kompak berjanji akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pasangan Ganjar-Mahfud bertekad menggenjot ekonomi Indonesia 7 persen. Sedangkan pasangan Anies-Cak Imin menyatakan berbagai permasalah kesejahteraan muaranya pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Merespon hal itu, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menilai target pertumbuhan ekonomi Ganjar maupun Anies masih sangat normatif dan cukup ambisius.
Bhima menerangkan, dalam konteks ekonomi global diperkirakan 5 tahun ke depan masih akan melambat.
Terutama dikarenakan berlanjutnya konflik geopolitik, fluktuasi harga komoditas hingga terjadi fenomena deglobalisasi.
Sementara itu, struktur ekonomi Indonesia masih sangat rapuh dalam berbagai sektor.
Semisal sektor industri yang masih macet dan ketergantungan negara terhadap ekspor komoditas.
"Masalahnya struktur ekonomi Indonesia sangat rapuh, mulai dari industrialisasi yang macet, ketergantungan ekonomi dari komoditas olahan primer yang menunggu booming komoditas. Padahal kita kan tidak tahu booming harga CPO, batubara, nikel bertahan berapa lama," kata Bhima kepada merdeka.com, Senin (23/10).
Apabila sisi permintaan globalnya turun, misalnya China ekonominya melambat, maka pertumbuhan ekonomi RI akan susah diatas 5,5 persen apalagi 7 persen.
"Sulit sekali (7 persen) ekonomi global menurun, permintaan juga menurun," imbuhnya.
Harus diakui, kata Bhima, Ganjar dan Anies dalam visi misinya melibatkan aspek ekonomi baru seperti transisi energi atau ekonomi hijau dan ekonomi digital.
Kedua hal tersebut memang penting sebagai motor pertumbuhan ekonomi.
Tetapi perlu dicatat juga ketergantungan teknologi impor, dan kemampuan SDM yang berkorelasi dengan kualitas pendidikan tidak bisa selesai dalam 5 tahun.
Belum lagi bicara soal masalah arah pembangunan infrastruktur era Jokowi yang belum sejalan dengan industrialisasi dan penurunan biaya logistik.
"Jadi PR-nya memang masih banyak. Pertama, menyelesaikan masalah lemahnya struktur ekonomi yang diwariskan era Jokowi. Kedua, mendorong sumber ekonomi baru yang lebih berkualitas," terang Bhima.
Dia menilai, masyatakat tidak ingin para capres hanya mengejar pertumbuhan tinggi, namun melupakan kualitas pertumbuhan.
Seperti melebarnya ketimpangan hingga masih banyaknya jumlah masyarakat rentan.
"Harus balance antara pertumbuhan dan indikator kesejahteraan yang lebih merata," kata Bhima.
Sebagai informasi, mengutip dari dokumen resmi pasangan Ganjar-Mahfud menyatakan mereka optimis pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7 persen.
Mereka juga bertekad untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap secara inklusif.
Caranya dengan meningkatkan peran koperasi dan UMKM, dukungan usaha baru di seluruh wilayah Indonesia, pemanfaatan infrastruktur, ekonomi digital, pengelolaan ekonomi hijau-biru, serta pertumbuhan industri manufaktur di 7,5-8 persen.
Dengan mengosptimalisasi kawasan ekonomi khusus untuk mempercepat industrialisasi dan investasi.
merdeka.com
Sedangkan dalam visi misi pasangan Anies dan Cak Imin menyatakan ingin mengurangi ketimpangan antar wilayah dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan memenuhi prinsip keadilan dan keberlanjutan, maka setiap kawasan yang ada di Indonesia harus didorong untuk memaksimalkan perannya sebagai sayap kemajuan.