Debat Cawapres: Mahfud Tanya soal Tak Berani Target Ekonomi 7 Persen, Cak Imin "Ujungnya Bukan Sehat Tapi Semu dan Keropos"
Debat Cawapres: Mahfud Tanya Soal Tak Berani Target Ekonomi 7 Persen, Cak Imin "Ujungnya Bukan Sehat Tapi Semu dan Keropos
Cak Imin menyebut pihaknya ingin wujudkan pertumbuhan yang berkualitas dan inklusif.
Debat Cawapres: Mahfud Tanya soal Tak Berani Target Ekonomi 7 Persen, Cak Imin "Ujungnya Bukan Sehat Tapi Semu dan Keropos"
Dalam debat calon wakil presiden (Cawapres) 2024, calon wakil presiden nomor urut 3, Mahfud Md berkesempatan bertanya kepada Cawapres Nomor Urut Satu Muhaimin Iskandar atau Cak Imin terkait visi misi Anies Baswedan dan Cak Imin yang tak berani menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 7 persen.
Menanggapi hal itu Cak Imin menyebut pihaknya ingin wujudkan pertumbuhan yang berkualitas dan inklusif. Menurutnya pertumbuhan ekonomi harus memiliki dampak dalam penyerapan tenaga kerja dalam peningkatan pendapatan masyarakat.
"Kalau membuat target pertumbuhan kalau kita bisa saja 7 persen, 8 persen bisa saja, tetapi yang ingin kita wujudkan adalah pertumbuhan yang berkualitas dan inklusif di mana setiap pertumbuhan," ujar Cak Imin dalam Debat Cawapres 2024, Jakarta, Jumat (22/12).
Cak Imin mengatakan, di dalam satu percepatan pemerataan pembangunan dengan target pertumbuhan sebesar 5,5 persen sampai 6 persen itu dikalkulasi, supaya target terlampaui dan realistis.
Dia mengkhawatirkan bahwa jika menargetkan sebesar 7 persen akan mengakibatkan utang luar negeri yang membengkak.
"Utang luar negeri yang terlampau banyak ini mengakibatkan beban bukan hanya pemerintah hari ini, tetapi juga anak turun kita mengalami banyak utang yang yang panjang," imbuh Muhaimin Iskandar.
"Sebagai contoh, Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang dipresentasi kisaran Rp3.000 triliun itu sebagian digunakan untuk membayar utang luar negeri," kata Imin.
Sehingga target yang berjumlah 5,5 persen hingga 6 persen itu realistis. Dia bilang hal itu tidak akan membebani proses pembangunan Indonesia di masa yang akan datang.
Di sisi lain, Ketua Umum PKB itu menyatakan bahwa salah satu syarat-syarat pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah apabila investasi yang masuk tidak menjadi beban baru bagi pembangunan nasional.
"Apa beban baru itu? Tingginya tanggungan bunga-bunga yang harus diutamakan, terutama utang G to G yang menjadi beban berat bagi APBN kita hari ini dan di masa-masa yang akan datang," terang Cak Imin.
Berbeda pendapat dengan jawaban dari Cak Imin, Mahfud mengatakan padahal target pertumbuhan ekonomi di angka 7 persen bisa dicapai dengan mengurus dan memberantas korupsi yang mencapai sebesar Rp677 triliun.
Mahfud menilai besaran tersebut bisa digunakan dan dibagikan kepada pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Mentargetkan pertumbuhan ekonomi kita itu 7 persen itu hitungannya mudah. Tadi saya sudah sebut di pertama betapa saya menyelamatkan korupsi yang diuruskan langsung yaitu Rp677 triliun itu kalau dibagi UMKM itu luar biasa," terang Mahfud.
Ketua Umum PKB itu menanggapi pernyataan Mahfud, di mana dia beranggapan bahwa bukan hanya memberantas korupsi untuk membawa pemasukan bagi APBN.
Tetapi, Muhaimin bilang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga menjadi bagian dari andalan.
Akan tetapi pihaknya menilai bahwa hal itu juga harus realistis, di mana 7 persen itu bisa jadi cuma omong kosong.
Padahal kenyataannya, lanjutnya, dan pertumbuhan target ekonomi yang ditetapkan pemerintah sebesar 5 persen juga mengalami banyak kontraksi. Artinya utang luar negeri masih menjadi andalan utama.
"Kita juga menyaksikan bagaimana 5 persen itu rillnya di lapangan tidak sampai 5 persen, sehingga saya khawatir kalau target 7 persen itu kita paksakan ujungnya bukan untuk pertumbuhan yang sehat tetapi pertumbuhan semu yang keropos," tutup Cak Imin.