Begini cara Singapura atur kompetisi taksi konvensional dan online
"Industri taksi lokal seharusnya tidak disetop untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar."
Persaingan antara taksi online dan konvensional tak hanya terjadi di Indonesia. Tetapi juga negara tetangga, Singapura.
Namun, respon dikeluarkan masing-masing pemerintahnya berbeda. Dalam hal tarif, misalnya. Jika Indonesia mulai mengatur tarif taksi online. Maka, Singapura berlaku sebaliknya.
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Mengapa transportasi online bisa menjadi pilihan yang lebih hemat? Banyak penyedia transportasi online yang menawarkan promo dan ada pula promo ketika Anda menggunakan metode pembayaran tertentu. Dengan tarif yang lebih murah, Anda pun bisa berhemat dan uangnya bisa digunakan untuk keperluan yang lain.
-
Apa contoh kecanggihan AI di bidang transportasi online? Aplikasi Transportasi Online Aplikasi transportasi online menggunakan teknologi AI untuk melakukan hal yang sangat kompleks yaitu menganalisis lalu lintas, memprediksi waktu tempuh, dan menemukan rute tercepat.
-
Kenapa pelaku membunuh driver taksi online? "Saya tulang punggung keluarga, setelah bapak dipenjara tersangkut kasus pidana ganjal ATM di Yogya. Ibu juga bingung minta saya untuk biayai kuliah adik yang di Bandung," kata Baaghastian.
-
Kapan layanan transportasi online mulai marak di Indonesia? Layanan transportasi online mulai marak di Indonesia sekitar tahun 2014-2015.
-
Siapa yang mengalami tindakan kasar dari driver taksi online? Sang driver enggan diberi masukan mengenai jalan yang bakal dilewati. Bahkan sang penumpang menuturkan, ada gestur hingga tindakan kasar dari sang driver saat mengemudi.
"Industri taksi lokal seharusnya tidak disetop untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar. Seperti, mulai menerapkan kebijakan tarif yang dinamis," kata Menteri Kedua Transportasi Singapura Ng Chee Meng, seperi diberitakan Channel News Asia, kemarin.
Bulan lalu, pemerintah Singapura telah memberikan lampu hijau kepada perusahaan taksi lokal untuk menerapkan sistem tarif dinamis. Itu berlaku hanya untuk penumpang yang memesan taksi konvensional lewat aplikasi online.
Dengan sistem tersebut, penumpang bakal terkena tarif tinggi jika memesan taksi di jam sibuk. Sebaliknya, ongkos taksi bisa lebih murah saat jam sepi.
Tercatat, sejumlah operator taksi konvensional telah membuat permohonan untuk memberlakukan tarif dinamis ke Public Transport Council (PTC) Singapura.
"Mereka mereka perlu mengambil langkah agar bisa bersaing dengan taksi online," kata Ng.
"Kompetisi bakal mendorong industri untuk memberikan pelayanan terbaik untuk penumpang."
Menurut Ng, operator taksi yang aka menerapkan sistem tarif dinamis wajib mengumumkan ke publik. Selambatnya seminggu sebelum pemberlakuan.
"Penumpang tetap bisa memilih menggunakan tarif meteran, jika tak nyaman dengan sistem dinamis."
Sebelumnya, pada 22 Maret lalu, Grab mengumumkan telah meluncurkan aplikasi pemesanan taksi dengan sistem tarif dinamis, bernama JustGrab. Lewat aplikasi itu, penumpang bisa memilih untuk dijemput supir GrabCar atau taksi dari perusahaan yang bermitra dengan Grab.
Adapun perusahaan taksi yang bekerja sama dengan Grab itu adalah: Premier, Prime, Trans-cab, HDT and SMRT.
Di sisi lain, ComfortDelGro bakal menawarkan opsi sistem tarif datar dalam aplikasi pemesanan mulai minggu depan. Operator taksi terbesar di Singapura itu masih mengeksplorasi kemungkinan pemberlakuan sistem tarif dinamis.
Baca juga:
Tarif angkutan online di Jabar segera ditentukan
Kemenhub berlakukan aturan baru taksi online
Peraturan Menhub tak ramah pada layanan transportasi online
Di daerah ini, tarif taksi online lebih mahal dibanding konvensional
Ini pesan Jokowi terkait revisi aturan transportasi online
Hari pertama pemberlakuan aturan baru taksi online, tarif belum naik