BEI Catat 38 Perusahaan Telah IPO, Targetkan 50 Hingga Akhir 2021
Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Verdi Ikhwan menargetkan, lebih dari 50 perusahaan akan melantai di BEI hingga akhir tahun ini. Hingga kini sudah ada 38 perusahaan yang terdaftar.
Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Verdi Ikhwan menargetkan, lebih dari 50 perusahaan akan melantai di BEI hingga akhir tahun ini. Hingga kini sudah ada 38 perusahaan yang terdaftar.
"Sampai September sudah 38 perusahaan baru yang tercatat di BEI. Masih ada 21 hingga 27 semoga akhir tahun bisa lebih dari 50 melebihi 2020," ujar Verdi dalam diskusi bersama Infobank, Jakarta, Jumat (29/10).
-
Bagaimana BRI dan BEI berharap nasabah korporasi mereka bisa memanfaatkan keuntungan dari IPO? Dengan menjadi perusahaan terdaftar, perusahaan memiliki akses langsung ke pasar modal untuk mendapatkan pendanaan tambahan di masa depan melalui penerbitan saham atau obligasi. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam manajemen keuangan perusahaan dan memperluas sumber pendanaan yang tersedia
-
Mengapa BRI dan BEI berkolaborasi untuk mendorong nasabah korporasi BRI melakukan IPO? Perusahaan-perusahaan berpeluang besar dalam mengembangkan bisnisnya melalui pendanaan dari pasar modal.
-
Apa tujuan dari kolaborasi BRI dan BEI dalam menyelenggarakan seminar tentang IPO? Kegiatan tersebut bertujuan mendukung perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam hal ini nasabah korporasi BRI untuk dapat berkembang melalui pendanaan di pasar modal dengan melakukan IPO dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
-
Kapan BNI pertama kali melakukan IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Kapan seminar kolaborasi BRI dan BEI tentang IPO diselenggarakan? Dalam menyambut peluang tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkolaborasi dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyelenggarakan seminar terbuka yang mengambil tema 'Optimum Financing Synergy with Initial Public Offering (IPO)' pada 6 Juli 2023 di Main Hall Bursa Efek Indonesia.
-
Siapa saja yang hadir dalam seminar kolaborasi BRI dan BEI tentang IPO? Kegiatan seminar yang dihadiri mulai dari C-Level Officers, Directors hingga Senior Executive yang merupakan nasabah korporasi BRI ini memiliki potensi untuk mengembangkan bisnisnya melalui pasar modal.
Peningkatan jumlah perusahaan diikuti oleh jumlah investor saham. Di mana saat ini, sudah melampaui angka 3.000.000 atau tepatnya 3.008.318 single investor identification (SID).
"Hal tersebut merupakan pencapaian menggembirakan dari pasar modal serta dalam mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional," kata Verdi.
Dia menambahkan, saat ini jumlah investor pasar modal Indonesia baik saham, obligasi, maupun reksa dana telah mencapai 6.597.100 SID. Angka ini terus bertambah setiap harinya.
"Pertumbuhan dan aktivitas investor pasar modal ini memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," tandas Verdi.
IDX: 22 Perusahaan Antre untuk IPO
Head of Incubator IDX Indonesia, Aditya Nugraha mencatat, sebanyak 22 perusahaan masuk dalam pipeline untuk melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) hingga 16 September 2021.
"Saat ini, masih ada 22 perusahaan lagi yang berada di pipeline (IPO)," ujarnya dalam webinar bertajuk Perjalanan Startup Menuju IPO, Kamis (16/9).
Meski begitu, dia tidak bersedia merinci lebih detail sejumlah perusahaan yang terdaftar dalam antrean IPO. Termasuk apakah terdapat perusahaan BUMN ataupun unicorn yang masuk ke dalam daftar pipeline tersebut.
Pun, saat di konfirmasi Merdeka.com dalam sesi tanya jawab, Aditya enggan menjawabnya. Sebab, kata dia, pihaknya dibatasi oleh ketentuan yang berlaku.
"Kami dibatasi regulasi bahwa sebelum mendapatkan pra-efektif, informasi perusahaan yang sedang dalam proses IPO belum bisa di-disclosed," bebernya mengakhiri.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimis dengan prospek penawaran umum perdana atau IPO di tahun ini, seiring dengan total dana IPO yang tumbuh pada kuartal I-2021. Direktur Penilaian Perusahaan I Gede Nyoman Yetna mengatakan, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, jumlah total dana IPO meningkat 11 persen yaitu dari Rp2,7 triliun menjadi Rp3 triliun.
Dari sisi jumlah pipeline pun meningkat sebesar 120 persen dibanding pada periode yang sama pada tahun lalu.
Hal tersebut menggambarkan besarnya kepercayaan dan optimisme para pengusaha di Indonesia akan pemulihan perekonomian dan juga terhadap pasar modal Indonesia pada 2021. Dengan melihat kondisi di atas, setelah kuartal satu ini, kami optimis terkait dengan prospek IPO tahun 2021," ujar Nyoman di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (31/3).
Sampai dengan 30 Maret 2021, terdapat 11 perusahaan tercatat baru saham di BEI dan masih terdapat 22 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan setidaknya terdapat dua perusahaan yang diharapkan akan tercatat pada waktu dekat ini.
(mdk/bim)