BEI kedatangan tiga emiten baru, ini rincian saham dijual ke publik
NFCX akan melepas 166.667.500 lembar saham biasa atau sebesar 25 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum saham perdana.
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali kedatangan tiga emiten baru yang mencatatkan saham perdananya menjelang akhir pekan ini. Ketiga perusahaan yang melantai di bursa ini, antara lain PT Mahkota Group Tbk, PT Sinergi Megah Internusa Tbk, dan PT NFC Indonesia Tbk.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengucapkan selamat kepada tiga emiten yang tercatat di BEI hari ini.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
"Menjadi perusahaan tercatat ini, kami dari BEI akan membantu bapak dan ibu-ibu semua komplai terhadap peraturan yang ada di BEI. Saya juga mengucapkan kepada tim dari masing-masing perusahaan yang tercatat karena sudah bertransformasi hari ini," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta (12/7).
PT Mahkota Group Tbk (MGRO) mencatatkan sebesar 703.688.000 saham baru dengan harga Penawaran Rp 225 dari hasil (Initial Public Offfering/IPO). Hal itu mengakibatkan Perseroan mendapatkan dana IPO senilai Rp 158.329.800.000.
Perseroan juga akan mencatatkan seluruh saham biasa atas nama pemegang saham sebelum penawaran umum Perdana saham sebesar 2.814.750.000 saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum Perdana saham.
Dengan demikian jumlah saham yang akan dicatatkan oleh perseroan di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 3.518.438.000 saham atau sebesar 100 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setalah penawaran umum saham ini.
Hasil dana IPO akan dipergunakan untuk melakukan peningkatan setoran modal ke entitas anak perseroan dengan rinciannya adalah sebagai seperti 60 persen akan digunakan untuk pengembangan industri hilir melalui investasi ke Entitas Anak PT Mutiara Unggul Lestari dan 40 persen yang digunakan untuk modal kerja ke Entitas Anak, yaitu PT Mutiara Unggul Lestari, PT Berlian Inti Mekar dan PT Intan Sejati Andalan.
Sementara itu, PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) yang diwakili Direktur Utamanya Abraham Theofilus mengatakan, IPO adalah langkah awal bagi perusahaan untuk berkembang di era digital seperti sekarang.
"Go public adalah langkah awal bagi perusahaan untuk challenge pada perkembangan saat ini dan juga tidak lupa ciptakan inovasi yang konsisten di era digital sekarang," kata dia.
NFCX akan melepas 166.667.500 lembar saham biasa atau sebesar 25 persen dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum saham perdana.
Saham tersebut memiliki nominal Rp 100 dan dilepas dengan harga penawaran Rp 1.850 per lembar. Dari proses IPO, NFC Indonesia akan mengantongi dana segar Rp 308,33 miliar.
Adapun, PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA) melepas 1,2 miliar saham atau 15,58 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan dengan target perolehan dana sebesar Rp 324 miliar hingga Rp 396 miliar.
NUSA akan menggunakan dana hasil IPO untuk beragam kebutuhan yaitu 78,98 persen untuk penyertaan modal di anak perusahaan, 1,27 persen untuk meningkatkan modal kerja perseroan, 5,64 persen untuk belanja modal perluasan hotel, sedangkan sisanya 14,11 persen akan digunakan untuk melunasi utang perseroan pada Bank BNI.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)