Berikut Penyebab Indonesia Masih Tertahan di Jurang Resesi pada Kuartal I 2021
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 terkontraksi minus 0,74 persen secara year-on-year (yoy). Pertumbuhan tersebut jauh lebih buruk jika dibandingkan kuartal I-2020 yang tumbuh positif sebesar 2,97 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 terkontraksi minus 0,74 persen secara year-on-year (yoy). Pertumbuhan tersebut jauh lebih buruk jika dibandingkan kuartal I-2020 yang tumbuh positif sebesar 2,97 persen.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, angka ini menandakan Indonesia masih mengalami resesi.
-
Apa yang dimaksud dengan Reksa Dana Pasar Uang? Reksa Dana Pasar Uang adalah produk investasi dengan portofolio instrumen aset jangka pendek, bertujuan menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risiko rendah-sedang dengan return rata-rata 3% - 4% pa dalam tenor 1-2 tahun.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa itu Sego Resek? Sego Resek merupakan salah satu kuliner legendaris sejak 1959 yang berasal dari Malang, Jawa Timur. Dalam bahasa Indonesia, sego berarti nasi, sementara resek berarti sampah. Sebutan nasi sampah diberikan bukan karena bahan yang digunakan terbuat dari sampah. Namun, disebut nasi sampah karena bahan yang digunakan beragam serta diolah dalam porsi besar sehingga tampak menumpuk menyerupai tumpukan sampah.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas riset Indeks Bisnis UMKM? Melalui BRI Research Institute, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mempublikasikan Indeks Bisnis UMKM Q3-2023 dan Ekspektasi Q4-2023.
-
Bagaimana BRI menentukan skor Indeks Bisnis UMKM? Survei dilakukan di 33 provinsi, jumlah responden sebesar 7.047 debitur UMKM, margin of error ± 1,16%, metode sampling: stratified systematic random sampling, dan periode survei: 03 s.d. 19 Oktober 2023.
"Tidak perlu kaget dengan pertumbuhan ekonomi yang masih kontraksi. Artinya Indonesia masih alami resesi," ujar Bhima kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (5/5).
Di saat Indonesia masih resesi, negara mitra dagang utama seperti Amerika Serikat, Singapura dan China sudah keluar dari resesi. Ini artinya pemulihan ekonomi Indonesia terbilang lambat.
"Konsumsi masih alami kontraksi cukup dalam -2,23 persen yoy, dan investasi juga masih negatif -0,23 persen khususnya investasi di sektor bangunan/konstruksi dan peralatan lainnya," kata Bhima.
Capaian konsumsi dan investasi menandakan masyarakat dan dunia usaha masih butuh waktu untuk rebound. Model pemulihan ekonomi juga berbentuk huruf K-shaped.
"Contohnya sektor transportasi masih terkontraksi -13,1 persen yoy disusul akomodasi dan makan minum -7,26 persen yoy. Sementara sektor infokom performa nya mengalahkan sektor lain dengan tumbuh 8,72 persen. Terjadi ketimpangan antar sektor," jelas Bhima.
Masalah lain, kata Bhima, soal belanja pemerintah yang belum optimal, pemda masih lakukan pola anggaran yang sama dengan tahun lalu yakni parkir uang di bank sebesar Rp182 triliun.
"Kalau pemda belum support maka ekonomi di daerah juga sulit pulih lebih cepat. Senses of crisis dari pemerintah terlalu rendah," tandasnya.
Mobilitas Transportasi Tertahan, Indonesia Masih di Jurang Resesi
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan atau year on year (yoy) pada kuartal I 2021 masih terkontraksi minus 0,74 persen. Dengan begitu, Indonesia masih tertahan di jurang resesi, salah satunya akibat mobilitas di sektor transportasi yang masih tertahan.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto mengatakan, sektor transportasi beserta pergudangan masih mengalami kontraksi terdalam secara tahunan pada triwulan pertama tahun ini.
"Sektor yang masih terkontraksi sangat dalam adalah transportasi. Transportasi dan pergudangan adalah sumber kontraksi terdalam, yakni sebesar minus 0,54 persen," jelasnya dalam sesi teleconference, Rabu (5/5).
Menurut lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan selama kuartal I 2021 kemarin memang mengalami kontraksi terbesar hingga negatif 13,12 persen.
"Transportasi dan Pergudangan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 13,12 persen dipengaruhi adanya pembatasan mobilitas yang berdampak pada penurunan trafik penumpang berbagai moda transportasi dan jumlah perjalanan moda transportasi," papar Suhariyanto.
(mdk/bim)