Berumur 110 tahun, kilang Pertamina telah laik masuk museum
Puskepi meminta pemerintah tidak terburu-buru menghilangkan Premium dari peredaran.
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Faisal Basri sesumbar jika PT Pertamina (Persero) mampu memproduksi RON 92 atau Pertamax sebanyak 5 juta barel tiap bulannya. Namun, hal itu dibantah oleh Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi), Sofyano Zakaria.
Sofyano menuturkan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) nasional dengan RON 92 sekitar 15 juta barel per bulan. Pemenuhan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi jika Pertamina hanya memproduksi RON 92 sebesar 5 juta barel per bulannya.
"Ya memang sudah tua, umurnya (kilang) sudah ratusan tahun, sudah nenek, 110 tahun, sudah masuk itu seharusnya museum record," ungkap Sofyano di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (27/12).
Untuk itu, Sofyano meragukan kinerja Pertamina dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi nasional bahan bakar RON 92 dengan kilang tua. "Makanya saya bilang, itu Direktur Pengolahan Pertamina bisa dipertanggung jawabkan atau tidak," ungkapnya.
Bercermin akan hal itu, Sofyano pun menyarankan agar usulan penggantian RON 88 ke RON 92 tidak diputuskan secara tergesa-gesa.
"Rekomendasi ini jangan di wujudkan tergesa-gesa, karena kalau terjadi sesutu stagnan yang salah suplai yang nanggung resiko itu masyarakat, itu yang menjadi masalah dan harus dipikirkan matang," tandasnya.