BI bakal naikkan suku bunga acuan, ini kata Bos BTN
Rencana Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate dinilai dapat menekan pelemahan Rupiah terhadap Dollar AS. Namun demikian, hal tersebut dapat dilakukan apabila bank sentral sudah tidak memiliki pilihan lain.
Rencana Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate dinilai dapat menekan pelemahan Rupiah terhadap Dollar AS. Namun demikian, hal tersebut dapat dilakukan apabila bank sentral sudah tidak memiliki pilihan lain.
"Kalau menurut kami itu adalah satu satunya, andai cara yang lain belum bisa dilakukan. Ya saya kira pasti akan ke arah meningkatnya suku bunga," ujar Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Maryono di Gedung BTN, Jakarta, Senin (14/5).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana BNI bertransformasi menjadi Bank Negara Indonesia 1946? Berdasarkan UU Nomor 17 tahun 1968, BNI resmi bertransformasi. BNI ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
Pelemahan Rupiah terus terjadi dalam beberapa waktu belakangan bahkan sempat menyentuh level Rp 14.000 per USD. Bank Indonesia pun telah melakukan berbagai intervensi salah satunya dengan melepas cadangan devisa ke pasaran.
Lebih lanjut, Maryono menambahkan, pihaknya belum dapat memprediksi berapa besaran basis poin kenaikan suku bunga yang harus dilakukan agar Rupiah kembali normal. Dia mengatakan, Bank Indonesia pasti memiliki pertimbangan nilai yang tepat.
"Iya itukan policy yang akan di lakukan BI. Banyak cara yang akan dilakukan di dalam membuat suatu policy untuk antisipasi turunnya nilai Rupiah. Antara lain menaikkan bunga acuan BI rate. Tapi itu (besarannya) Bank Indonesia nanti yang tentukan," jelasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga acuan. Hal ini sebagai respons untuk mengendalikan nilai tukar Rupiah yang tengah melemah hingga tembus 14.000 per USD.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengatakan, hal tersebut akan dibahas dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada pertengahan bulan ini. "BI kan sudah sampaikan bahwa nanti di RDG tanggal 16-17 Mei ada RDG bulanan untuk tentukan arah kebijakan moneter," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (8/5).
Dalam memutuskan kenaikan suku bunga acuan, BI akan melihat data-data yang ada, mulai dari inflasi hingga pergerakan arus modal global. Kebijakan bank sentral AS juga akan dijadikan bahan pertimbangan.
"Dan BI sudah sampaikan di pers rilis bahwa BI akan melihat kepada data untuk inflasi, ekspor impor, neraca pembayaran. Tentu kita juga lihat bagaimana arus modal di dunia, kita juga lihat bagaimana arah kebijakan AS yang akan naik Juni," kata dia.
Selain itu, BI juga akan melihat bagaimana pergerakan suku bunga acuan di negara-negara lain. Diakui Mirza, saat ini sejumlah negara telah menaikkan suku bunganya sebagai respons atas kebijakan bank sentral AS.
"Juga suku bunga negara tetangga. Malaysia naik, Korea naik, Australia naik. Nanti kita akses. Kalau memang diperlukan kenaikan suku bunga ya kita harus melakukan adjusment," ungkap dia.
Dengan upaya yang dilakukan BI serta adanya langkah dari pemerintah, dia berharap nilai tukar Rupiah bisa kembali menguat, di bawah 14.000 per USD. "(Rupiah bisa di bawah 14.000?) Bisa," tandas dia.
Baca juga:
Dihantam sentimen global, ekonomi Indonesia diprediksi bergejolak hingga tahun depan
Ledakan bom di Surabaya ikut porak porandakan ekonomi dan nilai tukar Rupiah
Menko Luhut soal Rupiah melemah: Jangan ragu sama bangsa sendiri
Ini strategi bos Pertamina hadapi pelemahan nilai tukar Rupiah
Bos BI bandingkan pelemahan Rupiah dengan mata uang negara lain