BI Ungkap Risiko Tukar Uang Receh di Pinggir Jalan
Melakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya.
Melakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya.
- Risiko Isi Tekanan Ban Mobil Melebihi Ketentuan Pabrik, Malah Serba Merugikan
- Terungkap, Pemilik Rekening yang Dipakai AP Saat Peras Ria Ricis Rp300 Juta
- Jangan Sembarangan, Ini Bahaya Tukar Uang Baru di Pinggir Jalan
- 18,8 Juta Keluarga Bakal Terima BLT Mitigasi Risiko Pangan Senilai Rp600.000, Ini Bocoran Waktu Pencairannya
BI Ungkap Risiko Tukar Uang Receh di Pinggir Jalan
Menjelang lebaran, permintaan penukaran uang receh meningkat.
Hal ini mengingat tradisi sebagian masyarakat yang merayakan lebaran memberikan uang tunjangan hari raya (THR) kepada sanak saudara, kerabat terdekatnya, khususnya anak-anak.
Biasanya, pecahan yang menjadi langganan masyarakat untuk ditukar adalah:
Rp1.000,
Rp2.000,
Rp5.000,
Rp10.000,
Rp20.000.
Karena tingginya antusias itu, penjaja uang atau dikenal dengan sebutan Inang-Inang biasanya menawarkan jasa penukaran uang di pinggir jalan.
Masyarakat yang menukar pecahan receh melalui Inang-Inang akan dikenakan biaya tambahan. Umumnya, 10 persen dari nominal yang ditukar.
Akan tetapi, Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI), Marlison Hakim mengimbau masyarakat untuk melakukan penukaran di titik-titik layanan BI dan perbankan.
Marlison mengatakan, dengan menukar uang receh di layanan resmi Bani Indonesia, masyarakat tidak akan dirugikan sebab tidak ada pengurangan nilai uang yang ditukar.
"Kami mengimbau masyarakat untuk melakukan penukaran di titik-titik layanan Bi dan perbankan karena pasti jumlahnya," kata Marlison kepada media, Jakarta, Kamis (28/3).
Tak hanya itu, Marlison bilang jika melakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya, dan uang yang diberikannya pun uang baru tahun emisi 2022.
"Pastinya barunya dijamin keasliannya tidak ada hal-hal lain misalkan ada sisipan uang palsu enggak kita pastikan itu dan satu lagi pasti tidak berbiaya itu yang paling penting,"
pungkas Marlison.