BKPM komitmen jaga pertumbuhan investasi industri tekstil
Realisasi investasi tekstil naik 58 persen atau sebesar Rp 3,88 Triliun, pada semester I tahun ini.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan mengintensifkan komunikasi dengan industri tekstil untuk menjaga trend pertumbuhan investasi.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan beberapa waktu industri tekstil menyatakan pertumbuhan kinerjanya melambat.
-
Bagaimana Jakarta mendorong investor untuk menanamkan modal di proyek-proyek potensial? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Bagaimana BRImo membantu nasabah berinvestasi? Nasabah juga kini semakin mudah berinvestasi melalui BRImo. Kini Anda dapat melakukan pembelian emas, surat berharga, dana pensiun, hingga pembukaan deposito hanya dari smartphone.
-
Siapa yang mendorong penerapan skema investasi 'family office' di Indonesia? Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga negara untuk membahas potensi skema investasi 'family office' dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin (1/7) lalu.
-
Siapa yang mendorong investasi masuk ke daerah agar berkolaborasi dengan UMKM setempat? Di sisi lain, pihaknya mendorong setiap investasi yang masuk ke daerah, wajib berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha dan pelaku UMKM setempat.
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
"Bahkan ada informasi terjadinya PHK. Di sisi lain, pertumbuhan investasi sektor tersebut cukup positif. Oleh karena itu, BKPM akan berdialog dengan industri tekstil untuk mencari terobosan agar kinerja sektor ini kembali positif," jelasnya dalam siaran pers, Selasa (18/8).
Franky optimistis kinerja industri tekstil membaik di masa mendatang. Ini didasarkan pada realisasi investasi tekstil naik 58 persen atau sebesar Rp 3,88 Triliun, pada semester I tahun ini.
Secara rinci dia menyebutkan realisasi investasi sub sektor industri tekstil tumbuh positif. Antara lain, industri pengolahan serat tekstil tumbuh 213 persen sebesar Rp 2,40 Triliun dari 82 proyek, industri pertenunan tekstil tumbuh 613 persen sebesar Rp 163 miliar dari 25 proyek.
Kemudian, industri pakaian jadi tumbuh 16 persen sebesar Rp 941 miliar dari 115 proyek, dan industri perlengkapan pakaian tumbuh 563 persen sebesar Rp 216 miliar dari 15 proyek.
"Proyek investasi sektor tekstil di atas diharapkan memasuki tahap produksi komersial 1-2 tahun mendatang. Oleh karena itu, ke depan industri tekstil akan semakin meningkat. Tinggal dirumuskan kebijakan yang dapat mendorong kinerja industri tekstil existing sekaligus semakin meningkatkan investasi sektor ini."
Franky menambahkan, Semester I 2015, sebanyak 61 persen realisasi investasi tekstil berada di Jawa Tengah. Ini lantaran upah minimum di propinsi itu tak setinggi Jawa Barat atau Jakarta.
"Serta proses penetapan UMR yang lebih kondusif."
(mdk/yud)