Boediono Sebut Perekonomian Dunia Rentan Alami Krisis
Wakil Presiden Indonesia era SBY, Boediono menyebut kondisi perekonomian dunia saat ini begitu rentan terhadap instabilitas maupun krisis ekonomi. Hal itu dikarenakan gejolak perekonomian secara global merupakan pasar dari kapitalisme.
Wakil Presiden Indonesia era SBY, Boediono menyebut kondisi perekonomian dunia saat ini begitu rentan terhadap instabilitas maupun krisis ekonomi. Hal itu dikarenakan gejolak perekonomian secara global merupakan pasar dari kapitalisme.
"Oleh sebab itu rawan terhadap krisis. Kalau di ekonomi nasional kita punya institusi mengkoordinasikan secara baik, dari fiskal, moneter dan lain-lain itu yang sebenernya bisa menurunkan risiko instibilitas terhadap ekonomi. Di dalam global tidak ada yanv bertanggung jawab kalau menjuru ke krisis. Tidak ada yang mau mengkoordinir," paparnya dalam Katadata Forum, di Jakarta, Rabu (28/11).
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Bagaimana responden menilai kondisi ekonomi nasional saat ini? Ini ditandai dengan 26,0 persen masyarakat yang menilai ekonomi nasional saat ini buruk. Angka ini seimbang dengan 26,0 persen masyarakat yang mengatakan ekonomi baik. Umumnya ekonomi nasional dinilai sedang, yakni sebesar 42,4 persen, akan tetapi lebih banyak yang menilai sangat buruk daripada yang sangat baik. Dengan persentase 3,5 persen sangat buruk. Lalu hanya 1,4 persen masyarakat yang menilai kondisi ekonomi nasional sangat baik.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
Boediono mengatakan, dalam keadaan seperti ini yang perlu dilakukan pemerintah adalah mewaspadai dan mengantisipasinya. Caranya, dengan mencermati berbagai faktor variabel yang erat kaitannya dengan indikator krisis ke depan.
"Apa yang kita lihat sekarang masalah trade war pelaku pasar pasti punya dampak negatif terhadap perekonomian dunia," katanya.
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengatakan, antisipasi perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat dengan China menjadi penting. Sebab secara dampak perekonomian negara-negara berkembang termasuk Indonesia pun akan kena imbasnya.
"Negatif bisa saja ekpor kita secara umum menurun. Karena negara penghasil brang bisa masuk ke Amerika karena ada rambu rambu tarif mereka mencari pasar baru salah satunya ke kita," pungkasnya.
Baca juga:
Ini yang Perlu Dilakukan Indonesia Tangkal Tekanan Ekonomi Global
6 Penyebab Negara Kaya Venezuela Bisa Bangkrut
Satu juta warga Venezuela mengungsi ke Kolombia karena krisis ekonomi
Strategi RI hadapi krisis 2008 dan jadi negara dengan pertumbuhan tertinggi ke-3
Sri Mulyani: Kita harus hati-hati dengan kenaikan suku bunga The Fed