Bolehkah Berutang untuk Investasi Saham Menurut Islam?
Pasar modal Indonesia di beberapa hari terakhir sedang mengalami tren bullish atau meningkat. Hal ini dipicu oleh beberapa sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri. Mulai dari naiknya harga komoditas hingga pengadaan vaksin Covid-19 dan distribusinya ke seluruh Indonesia.
Pasar modal Indonesia di beberapa hari terakhir sedang mengalami tren bullish atau meningkat. Hal ini dipicu oleh beberapa sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri. Mulai dari naiknya harga komoditas hingga pengadaan vaksin Covid-19 dan distribusinya ke seluruh Indonesia.
Maka dari itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa mengawali awal 2021 dengan kinerja positif. Sampai 20 Januari 2021, IHSG sudah mencapai level 6429,76. Tumbuh sekitar 5,05 persen dari awal tahun.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Bagaimana cara menghindari utang dalam tips keuangan? Hindari utang dalam tips keuangan dengan menjalani gaya hidup yang tidak bergantung pada pinjaman atau utang berlebihan. Selain itu, Anda bisa bijak dalam mengelola uang Anda. Hal ini dapat membantu kalian membuat keputusan keuangan yang lebih bijak di masa depan.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko investasi saham? Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Apa yang menjadi fokus utama dari tips finansial untuk bulan Ramadan ini? Pentingnya bagi semua orang tetap menyusun rencana keuangan sejak awal. Tidak perlu muluk-muluk yang terpenting adalah membagi pengeluaran ke dalam beberapa hal penting.
-
Kapan tips ini dibagikan? Ingin tahu caranya? Simak penjelasan lengkapnya yang disajikan pada Jumat (7/6/2024) berikut ini.
-
Bagaimana cara memulai investasi bagi pemula? Untuk itu, kegiatan investasi harus dilakukan dengan dana khusus. Terlebih lagi bagi para pemula yang masih belum memahami cara kerja investasi.
Menurut CFP Finansialku, Harryka Joddy dengan euforia ini, ada beberapa saham yang memiliki kinerja sangat bagus dengan return yang sangat tinggi, membuat sebagian orang yang tidak terlalu paham dengan instrumen satu ini merasa FOMO (Fear of Missing Out) alias takut ketinggalan momentum untuk memperoleh keuntungan.
Oleh karenanya, tak jarang beberapa dari mereka berusaha mencari uang tambahan untuk membeli saham-saham yang sedang meroket. "Mulai dari mencairkan tabungan, menjual aset, bahkan sampai berutang," ujarnya seperti ditulis Senin (25/1).
Dia mengingatkan saham adalah intrumen investasi dengan resiko cukup tinggi, sehingga apabila tidak disertai dengan analisa yang matang, bisa jadi membuat kita akan rugi besar apabila salah memilihnya dan tidak sesuai tujuan keuangan.
Lalu, bagaimana pandangan Islam dalam menyikapi utang untuk membeli saham? Utang diatur dalam Islam karena memang merupakan salah satu sektor penunjang dalam ekonomi umat.
Utang juga bukan saja dilakukan oleh orang yang tidak mampu, namun juga oleh orang yang mampu atau memiliki banyak harta.
Sudah banyak permasalahan dan konflik akibat utang dan bisa berdampak pada permasalahan sosial. Maka dari itu perlu diperhatikan beberapa aspek saat berutang. Silakan membaca di halaman selanjutnya. Serta temukan jawaban apakah boleh berutang untuk investasi saham dalam Islam.
Selanjutnya
1. Berutang dalam Keadaan Darurat
Utang diperbolehkan jika dalam kondisi darurat. Terutama untuk kebutuhan mendesak atau kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan. Usahakan agar tidak berutang untuk kebutuhan konsumtif, sekunder, maupun tersier. Pastikan dan hitung terlebih dahulu apakah kita benar-benar mampu membayarnya di kemudian hari, agar jumlah pinjaman kita lebih rasional.
Contoh utang dalam keadaan darurat, di akhir bulan seorang kepala keluarga kehabisan beras sebelum gajian, padahal anak istrinya besok butuh makan dan belanja bahan makanan lainnya. Dalam kasus seperti ini, sangat diperbolehkan utang agar keluarganya tidak kelaparan.
2. Hindari Riba
Saat berutang dengan orang atau lembaga, sebisa mungkin hindari riba. Riba adalah salah satu cara pengembangan harta yang diharamkan oleh Islam. Sudah cukup banyak ayat-ayat dalam Al Quran yang melarang kita sebagai umat muslim agar tidak melakukan riba, baik dari sisi peminjam maupun yang meminjamkan, semuanya akan terkena dosa yang sangat berat dari Allah SWT.
Misalkan pada QS Al Baqarah ayat 278-279 yang artinya. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan, maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat, maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak dianiaya."
3. Berniat untuk Segera Melunasinya
Jika terpaksa kita harus berutang, maka niatkanlah untuk segera membayarnya. Jangan sampai kita lupa, menunda-nundanya pelunasan, sampai akhirnya ada godaan untuk tidak mau membayarnya. Hal ini pernah dijelaskan dalam sebuah hadits Rasullullah SAW.
Dari Abu hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang mengambil harta orang lain (berutang) dengan tujuan untuk membayarnya (mengembalikannya), maka Allah SWT akan tunaikan untuknya. Dan barangsiapa yang mengambilnya untuk menghabiskannya (tidak melunasinya), maka Allah akan membinasakannya." (HR Bukhari)
4. Memiliki Transaksi yang Tertulis
Sebaiknya dalam setiap transaksi utang piutang harus ada saksi dan juga bukti tertulis, mulai dari akad sampai dokumennya. Hal ini agar tidak terdapat konflik dan menimbulkan permasalahan di waktu yang akan datang. Misalnya, tidak mengakui utang, merasa sudah membayar, selisih jumlah berhutang, dalam kondisi yang terputuk, atau hal-hal lain yang membuat utang gagal bayar.
Itulah yang dianjurkan oleh islam agar kita tidak sembarangan utang untuk memenuhi kebutuhan yang tidak mendesak dan tidak pokok. Kalau terpaksa harus berutang, semoga apa yang menjadi tanggungan tersebut dapat kita selesaikan dengan baik sesuai amanah dan perjanjian dengan pihak pemberi utang.
Maka, selalu kenalilah tujuan-tujuan keuangan kita dan segala resikonya sebelum memutuskan untuk menggunakan salah satu instrumen investasi, terutama saat hendak membeli saham. Lalu, bolehkah kita berutang untuk membeli saham? Jawabannya adalah sebaiknya tidak usah.
(mdk/bim)