Bos Bappenas Minta BPS Jaga Kerahasiaan Data Agar Tak Bocor
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa, meminta Badan Pusat Statistik (BPS) menjaga kerahasiaan sebuah data agar tidak bocor ke publik.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa, meminta Badan Pusat Statistik (BPS) menjaga kerahasiaan sebuah data agar tidak bocor ke publik. Kasus kebocoran data atau jual beli data pribadi yang beberapa waktu lalu heboh di media massa telah menimbulkan keresahan yang luar biasa di tengah masyarakat.
"Meskipun hal ini tidak mungkin terjadi di BPS, karena bukan domain dari BPS, namun kejadian tersebut membuat masyarakat berfikir untuk ikut memberikan data-data yang terkait dengan data pribadi mereka," ujarnya, Jumat (25/6).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Dimana BPS bertanggung jawab dalam pembinaan statistik? BPS juga bertanggung jawab dalam pembinaan statistik dengan memberikan bimbingan dan supervisi.Kepada instansi pemerintah dan swasta dalam pengumpulan dan pengolahan data statistik.
-
Mengapa data statistik BPS diperlukan untuk pembangunan? BPS bertanggung jawab dalam melakukan pengkajian data statistik yang akurat dan reliabel untuk digunakan sebagai dasar dalam penyusunan kebijakan pemerintah.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
Oleh karenanya, Suharso meminta BPS agar bisa terus menjaga kepercayaan responden bahwa data yang diberikannya tidak akan dibocorkan ke publik. "Karena itu jadi tantangan bagi BPS, bagaimana hal ini disikapi secara responsif sehingga mampu meyakinkan para responden bahwa data yang mereka berikan kepada BPS terjamin kerahasiaan dan keamanan," imbuh dia.
Dia juga berharap agar BPS terus meningkatkan kiprahnya dalam menghasilkan data yang berkualitas dan terpercaya. "Keberadaan data yang akurat, objektif, cepat, dan kredibel di era digitalisasi saat ini jadi sangat penting, dimana pemerintah harus mengambil kebijakan secara cepat dan tepat sejak tahap perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan," tuturnya.
Terlebih saat masa pandemi Covid-19 ini, dimana data yang berkualitas dan aktual disertai analisis yang baik disebutnya sangat diperlukan. Bukan hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat luas termasuk oleh dunia usaha.
"Tantangan BPS ke depan kian besar, dimana tuntutan akan data yang berkualitas dan beragam semakin meningkat. Privacy concern daripada para responden juga jadi tantangan yang perlu disikapi dengan responsif," tukas Suharso.
Manfaatkan Big Data
Suharso juga mendesak BPS untuk menggunakan big data dan kemajuan teknologi yang saat ini jadi tantangan tersendiri. Menurut dia, BPS harus mampu memanfaatkan big data sebagai alternatif sumber data baru yang menghasilkan data statistik resmi dengan lebih cepat, dan jeda waktu (time lag) mendekati nol.
"BPS sebagai satu-satunya lembaga penyedia official statistic di Indonesia kita harapkan terus mampu meningkatkan kinerjanya dengan begitu banyaknya produsen data di luar yang berlomba-lomba menghasilkan data yang akurat dan cepat," imbuh Suharso.
Suharso menuturkan, data yang akurat serta time lag yang relatif bisa nol dan cepat akan memberikan nilai tambah. Sebab, ia menambahkan, manfaat data sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pemerintah kini kian diperlukan.
Dia lantas mengambil contoh pelaksanaan sensus penduduk pada 2020 lalu yang dilakukan dengan menggunakan metode online. Itu diterapkan dengan memanfaatkan data dari Ditjen Dukcapil Kemendagri sebagai basis data dasar, yang dinilainya merupakan bentuk sinergi yang sangat baik.
Oleh karenanya, Suharso berharap praktik-praktik seperti itu bisa terus dilanjutkan di masa mendatang. "Kami percaya dengan kemampuan dan pengalaman/integritas saudara akan mampu, dan kami harap dapat dibuktikan melalui serangkaian tahapan kegiatan pekerjaan yang segera akan dijalankan, untuk membawa BPS menjadi lembaga yang lebih maju, dan bahkan menjadi world class," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)