Bos BI Bakal Bahas soal Rupiah Digital di Presidensi G20
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengemukakan, pandemi Covid-19 memunculkan pandangan bahwa digitalisasi semakin cepat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Bank Indonesia akan mendorong pembahasan isu kerja sama bidang sistem pembayaran di era digital pada Presidensi G20 di 2022. Termasuk di antaranya penerbitan Rupiah digital atau central bank digital currency (CBDC).
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengemukakan, pandemi Covid-19 memunculkan pandangan bahwa digitalisasi semakin cepat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Kapan KTT ke-20 ASEAN-India dihelat? Presiden Jokowi (Jokowi) memimpin KTT ke-20 ASEAN-India dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi yang diikuti oleh para pemimpin negara ASEAN.
-
Apa misi Menko Airlangga Hartarto dalam KTT G20 di India? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Mengapa Menko Airlangga Hartarto ikut dalam rombongan Presiden Jokowi ke KTT G20 India? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Oleh karena itu, dia menyebutkan ada dua inisiatif di sektor kebanksentralan yang berkaitan dengan pandangan tersebut. Pertama terkait kerja sama mengenai digitalisasi sistem pembayaran antar negara.
"Karenanya ini akan didorong yang sering disebut cross border payment, agar ke depan mengenai sistem pembayaran secara luas bisa kemudian mengatasi berbagai permasalahan," ujar Perry dalam sesi teleconference, Selasa (14/9).
Perry mengatakan, penerapan cross border payment mampu menurunkan biaya, mempercepat dan memperluas akses, hingga menimbulkan praktik pasar yang baik. Digitalisasi sistem pasar disebutnya juga akan mendukung digitalisasi ekonomi dan keuangan.
"Kerjasama di bidang sistem pembayaran di bank sentral mencakup juga inisiatif untuk bank-bank sentral mengeluarkan central bank digital currency (CBDC), termasuk juga rencana Indonesia untuk menerbitkan rupiah digital," sambung Perry.
Terkait penerbitan CBDC, Perry melanjutkan, akan ada tiga hal yang bakal dibahas. Pertama, bagaimana Rupiah digital menjadi alat pembayaran yang sah. Penerbitannya pun bisa dilakukan oleh bank sentral maupun bekerjasama dengan swasta.
"Kedua, bagaimana central bank digital currency ini tetap mendukung tugas-tugas bank sentral, di moneter, sektor keuangan, sistem pembayaran, dan tentu saja ekonomi. Ketiga, bagaimana CBDC ini juga mendukung inklusi ekonomi dan keuangan," tutur Perry.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Bank Indonesia akan Dorong UMKM Go Digital Lewat KTT G20 2022
Sri Mulyani: Reformasi Perpajakan Jadi Hidangan Utama Presidensi G20 Tahun 2022
Jadi Tuan Rumah G20, Indonesia Bakal Serap 33.000 Tenaga Kerja
KTT G20, Bank Indonesia Fokus Koordinasi Kebijakan Moneter untuk Pemulihan Bersama
Sri Mulyani Beberkan 7 Agenda Sektor Keuangan Dibahas di G20 Tahun 2022