Bos BI: Kalau Beli dari UMKM Jangan Ditawar, Bantu Mereka Sejahtera
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo meminta masyarakat untuk membeli produk UMKM tanpa menawar harga lebih murah dari yang ditawarkan.
Bos BI: Kalau Beli dari UMKM Jangan Ditawar, Bantu Mereka Sejahtera
Bos BI: Kalau Beli dari UMKM Jangan Ditawar, Bantu Mereka Sejahtera
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengajak masyarakat membeli produk dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dia meminta saat membeli dari UMKM tidak perlu menawar harga demi meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian nasional.
“Kalau beli UMKM jangan nawarnya ke bawah, kalau beli UMKM itu nawarnya ke atas, untuk membantu mereka supaya sejahtera,”
kata Perry dalam acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia yang dipantau secara hybrid di Jakarta, Jumat, (14/7).
- Sri Mulyani Ungkap Alasan Pemerintah Tahan Penerbitan SBN
- Bos BI Beberkan 3 Jurus Agar UMKM Lokal Bisa Naik Kelas
- Gubernur BI: 80 Persen UMKM itu Ibu-Ibu Sedang Berjuang untuk Anaknya, Kalau Beli Jangan Tawar Lebih Murah
- Bos BI Pastikan Transaksi UMKM di Bawah Rp100.000 Tak Kena Biaya QRIS 0,3 Persen
“Mari kita sukseskan gerakan bangga buatan Indonesia, berwisata di Indonesia, dan pengendalian harga,” ujar Perry.
Perry menjelaskan Gernas BBI merupakan program pemerintah sejak 2020 yang bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan ekosistem UMKM berbasis digital.
Harapannya, agar bisa mengakselerasi pencapaian 30 juta UMKM Indonesia go digital pada 2024 mendatang.
Sumber: Antara
“UMKM memajukan kaum wanita, memajukan anak- anak bangsa, kaum milenial. Itulah semangat UMKM, untuk penciptaan lapangan kerja,” ujar Perry.
Perry juga berharap program GBWI bisa mendorong perjalanan wisatawan ke dalam negeri sebanyak 1,2 sampai 1,4 miliar pada 2023. Artinya ada peningkatan sekitar dua kali lebih banyak dibandingkan dengan capaian tahun 2022.
“Wisata Indonesia sungguh luar biasa, sumber devisa, memajukan bangsa,” kata Perry.
Sebagai informasi, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dalam laporan ASEAN Investment Report 2022 pada Oktober 2022 mencatat terdapat sebanyak 65,46 juta pelaku UMKM.
Kontribusi sektor ini telah mencapai 60,3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan mampu menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia.