Bos Bukalapak klaim 60 persen produk di situsnya hasil anak negeri
Founder & CEO Bukalapak.com, Achmad Zaky, mengatakan produk-produk yang dijual di situsnya itu minim dari China. Menurutnya, bila benar e-commerce Indonesia dibanjiri produk impor, hal itu tak juga bisa disalahkan. Sebab, e-commerce hanyalah wadah bagi para pedagang untuk menjual barang dagangannya.
Founder & CEO Bukalapak.com, Achmad Zaky, mengatakan produk-produk yang dijual di situsnya itu minim dari China. Pernyataannya ini sekaligus menepis anggapan bahwa produk yang ada e-commerce Indonesia didominasi produk asal China.
"60 persen produknya berasal dari UKM lokal. Jumlah itu di Bukalapak ya," katanya saat acara konferensi pers ulang tahun Bukalapak ke-8 di Jakarta, Rabu (10/1).
-
Kenapa cecak diekspor ke China? China adalah importir besar cecak, tokek, dan spesies kadal yang diyakini berkhasiat meringankan berbagai penyakit.
-
Prestasi apa yang diraih Indahkus dalam ajang E-Pop Unity China? Indahkus berhasil mencapai babak final dalam ajang E-Pop Unity China.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Barang impor apa saja dari China yang akan terkena bea masuk 200 persen? Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta Kementerian Perdagangan melibatkan pelaku usaha, asosiasi dan pihak terkait dalam rencana penerapan bea masuk 200 persen bagi barang impor asal China.
-
Kenapa Jack Ma memulai bisnis e-commerce? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
Pernyataannya tersebut berasal dari data internal yang dia miliki. Menurutnya, bila benar e-commerce Indonesia dibanjiri produk impor, hal itu tak juga bisa disalahkan. Sebab, e-commerce hanyalah wadah bagi para pedagang untuk menjual barang dagangannya.
Terlepas itu, kondisi semacam ini juga cerminan dari perdagangan secara offline. Maksudnya, jauh sebelum e-commerce booming, produk-produk asal China sudah lebih dahulu bertebaran di negeri ini. Maka wajar, jika di sisi penjualan toko online ada yang menjual produk-produk impor seperti di toko offline.
"Ya, itu cerminan dari barang-barang yang selama ini dijual offline," jelas dia.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla melontarkan pendapatnya terkait produk-produk yang dijual di situs e-commerce Tanah Air. Berdasarkan laporan yang didapatkannya, sebanyak 94 persen barang-barang yang dijual adalah produk yang berasal dari China.
"Retail sudah cukup baik, di mana-mana kita berjalan ada toko retail. Kita berjalan ada toko ritel yang menjual harus produksi. Tapi produktivitas kita sendiri saya mendengar dari laporan e-commerce 94 persen yang dijual e-commerce adalah barang China, angkanya tidak terlalu jelas, tapi tinggi sekali," ungkapnya.
Baca juga:
E-commerce diserbu produk China akibat tingginya permintaan penduduk RI
Pemerintah diminta tegas tangani peredaran barang China di e-commerce RI
Pariwisata dan e-commerce jadi sektor strategis di 2018
Barang China kuasai e-commerce RI, toko online didorong 80 persen jual produk lokal
Menguak fakta di balik maraknya produk China di e-commerce Indonesia
Cerita pedagang lebih suka jualan di toko dibanding online
Pedagang soal e-commerce RI dikuasai asing: Bahan baku memang semua dari China