Bos OJK Buka Suara Alotnya Pertumbuhan Kredit di Indonesia
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso buka suara atas masih lemahnya geliat pertumbuhan kredit hingga kuartal I tahun ini. Menurutnya, masih lemahnya faktor permintaan/konsumsi akibat dampak pandemi Covid-19 menjadi biang kerok atas alotnya pertumbuhan kredit di Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso buka suara atas masih lemahnya geliat pertumbuhan kredit hingga kuartal I tahun ini. Menurutnya, masih lemahnya faktor permintaan/konsumsi akibat dampak pandemi Covid-19 menjadi biang kerok atas alotnya pertumbuhan kredit di Indonesia.
"Kenapa ekonomi yang diindikasikan kredit belum cepat bangkit, banyak sekali di media dan konsern akan itu. Nah, kalau kita lihat karena dampak pandemi," ujarnya dalam acara Sarasehan Industri Jasa Keuangan di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (1/5).
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
-
Apa itu kartu kredit menurut OJK? Melansir laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kartu kredit adalah salah satu alat pembayaran non tunai yang sudah lama hadir di sekitar kita guna mempermudah transaksi menjadi lebih cepat dan mudah.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
Wimboh mengungkapkan, turunnya permintaan tersebut terjadi merata di berbagai skala bisnis. Termasuk berbagai perusahaan besar plat merah yang juga dihadapkan pada persoalan serupa.
Dia mencontohkan, Maskapai nasional Garuda Indonesia menjadi salah satu perusahaan BUMN yang turut mengalami penurunan permintaan layanan penerbangan selama pandemi Covid-19 berlangsung. "Coba garuda, berapa penerbangan yang bisa dilakukan tidak banyak, kenapa?. Karena penumpangnya gak banyak," terangnya.
Selanjutnya, PT KAI Persero juga turut merana di masa kedaruratan kesehatan ini. Menyusul terpangkasnya tingkat okupansi sebagai sumber pendapatan perusahaan. "PT KAI coba lihat gerbongnya, yang biasa penuh sesak. Ini hampir kosong, nggak ada penumpangnya," terangnya.
Kemudian, pil pahit ini juga melanda PT PLN Persero yang mengalami penurunan konsumsi listrik dan pelanggan sambungan listrik baru. "Karena, yang beli setrumnya pabriknya belum beroperasi penuh," ujarnya.
Sedangkan di sektor swasta, bisnis perhotelan dinilai menjadi yang paling terpuruk akibat menurunnya tingkat okupansi. Khususnya yang dialami oleh sejumlah hotel berbintang. "Karena negara lain masih melarang penduduknya bepergian ke luar negeri. Ini fakta yang tidak bisa kita pungkiri," tekannya.
Sehingga, dia menilai wajar apabila dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk memacu pertumbuhan kredit. Mengingat parahnya persoalan penurunan konsumsi yang dialami oleh berbagai sektor bisnis. "Nah, apakah garuda perlu modal kerja sebesar sebelum pandemi Covid-19?. Enggak, enggak mungkin," bebernya.
Oleh karena itu, pemerintah bersama stakeholders terkait lainnya terus berupaya melahirkan berbagai kebijakan yang mampu mengakselerasi permintaan kredit. Diantaranya melalui pembebasan Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) kendaraan bermotor hingga melonggarkan ketentuan loan to value kredit dan pembiayaan properti 100 persen.
"Kita lihat, bahwa penjualan mobil dan motor rumah sudah cukup bagus. Sehingga, (permintaan kredit) perusahaan sudah mulai akan bangkit," sebutnya.
Baca juga:
Bank Mandiri Optimis Pertumbuhan Kredit Perbankan di 2021 Membaik
Menkop Teten Siapkan Skema Baru Tingkatkan Kredit UMKM Capai 30 Persen
Bank Indonesia Prediksi Penyaluran Kredit Perbankan Triwulan II Meningkat
Chandra Asri Dapat Fasilitas Pembiayaan Rp189 Miliar dari Bank Hana
Airlangga Dorong Perbankan Naikkan Target Kredit UMKM Hingga 35 Persen
Bos LPS: Masyarakat Mulai Gunakan Dana Deposito untuk Belanja dan Ekspansi Bisnis