Bos OJK sebut pemanfaatkan teknologi digital oleh bank tetap butuhkan tenaga manusia
Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan pemanfaatan teknologi di industri keuangan adalah suatu keniscayaan. Pemanfaatan teknologi akan menciptakan efisiensi sehingga produk ditawarkan akan bersaing.
Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengatakan pemanfaatan teknologi di industri keuangan adalah suatu keniscayaan. Pemanfaatan teknologi akan menciptakan efisiensi sehingga produk ditawarkan akan bersaing.
Saat ini, pemanfaatan teknologi sudah terwujud dalam program branchless banking atau bank tanpa kantor. Program ini membuat bank tidak perlu lagi membuat kantor cabang. "Digitalisasi kan udah lama. Sekarang kan ada branchless banking," ujar Wimboh di Kantornya, Jakarta, Jumat (10/11).
Tanpa membuat kantor cabang baru diakui berimbas pada penyerapan tenaga kerja. Namun, pengurangan jumlah tenaga kerja tidak berarti dalam skala besar atau signifikan di satu waktu. "Ini kan paralel, tidak langsung big bang. Sehingga imbas kepada tenaga kerja tidak signifikan," kata Wimboh.
OJK justru mengingatkan, jika perbankan tidak memanfaatkan teknologi digital, maka akan tertinggal dari para pesaingnya. Akan tetapi, Wimboh memastikan tenaga kerja manusia akan tetap dioptimalkan.
"Inovasi ini kita apresiasi. Kita juga mengingatkan tetap mengoptimalkan tenaga kerja yang ada," tandasnya.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Apa saja yang dilakukan OJK untuk memastikan kinerja sektor jasa keuangan tetap baik? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kinerja sektor jasa keuangan sangat baik di tengah kondisi global yang penuh tantangan. Hal itu disampaikan langsung Ketua Dewan Mahendra Siregar.Kata dia, stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat. Selain itu, likuiditas industri keuangan juga sangat memadai dengan profil risiko yang manageable.
-
Kenapa OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah? OJK terus berupaya mengembangkan industri perbankan syariah dengan memanfaatkan keunikan dan kekhasannya yang memiliki keunggulan dibanding produk bank konvensional. Keunggulan itu perlu dimaksimalkan agar perbankan syariah dapat memberikan dampak positif pada masyarakat dan perekonomian nasional.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Baca juga:
OJK buka peluang jika investor Jepang ingin kuasai 40 persen lebih saham Bank Danamon
Pemerintah belum tentukan pemegang kendali holding BUMN perbankan
OJK cabut izin usaha PT BPR KS Bali Agung Sedana
Ini daftar perusahaan pemilik tata kelola terbaik se-Indonesia
Bos BI tegaskan target pertumbuhan kredit perbankan 2018 tetap 8 persen
Hingga September, Bank Danamon raup laba Rp 3 triliun
Hingga 27 Oktober, baru 92 persen pengguna jalan tol pakai transaksi non tunai