Bos PLN Prediksi Mobil Listrik dari China Bakal Jadi Barang Sejuta Umat di Indonesia
Harga mobil listrik ke depannya akan coba menyesuaikan permintaan pasar.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo meyakini kendaran listrik akan menjadi sumber transportasi utama di masa depan.
Optimisme ini terpancar setelah dirinya melihat pemakaian mobil listrik di China yang begitu masif.
- Kondisi Pasar Mobil Listrik di China yang Suram akibat Persaingan Harga yang Ketat
- Bangkitnya Mobil Listrik di Tengah Lesunya Pasar Otomotif Indonesia
- Ramalan Bos PLN: Kelak Mobil Listrik China Seharga Rp1,6 Miliar Bakal Laris Manis
- Diprediksi Ada 1 dari 7 Mobil Listrik China yang Bangkrut pada 2030
Dari hasil kunjungannya ke Negeri Tirai Bambu beberapa waktu lalu, Darmawan menceritakan, ia mendapati adanya mobil listrik yang secara tampilan diklaim lebih mewah dibanding Alphard.
"Saya datang ke China suatu ketika berkunjung ke sana, ada mobil lebih mewah daripada Alphard. Much more luxurious than Alphard. Mobilnya enak banget ini, kecepatan tinggi tapi sangat stabil. Saya tanya ini mobil apa? ternyata mobil listrik, tapi lebih bagus daripada Alphard," ujarnya dalam acara peluncuran Electricity Connect di Jakarta, Rabu (17/7).
Darmawan tidak menyebut secara spesifik merek mobil listrik yang dimaksud. Namun menurutnya merek dari produsen tersebut akan mulai tersedia di pasar Indonesia pada tahun depan. Adapun secara detil, EV bersangkutan punya jarak tempuh pakai 900 km dengan harga USD65.000 atau setara Rp1 miliar per 1 unit.
"Kalau dibawa ke Indonesia berapa? You add 60 percent. Oh oke, (setara) Rp1,6 miliar. Sekarang beli Alphard pun Rp1,6 miliar," ungkapnya seraya menyebut hasil percakapan dengan produsen mobil listrik tersebut.
Ia lantas menghitung ongkos pemakaian mobil listrik yang memakai baterai listrik dengan Alphard yang masih bermodal BBM.
"Saya hitung-hitung berapa tarif listriknya di sana? Per liter ekuivalennya hanya sekitar Rp2.800 per kilometer per liter ekuivalen. Harganya sama. Ini kalau dibawa ke sini akan menjadi mobil sejuta umat," kata Darmawan.
Ia lantas menghitung ongkos pemakaian mobil listrik yang memakai baterai listrik dengan Alphard yang masih bermodal BBM.
"Saya hitung-hitung berapa tarif listriknya di sana? Per liter ekuivalennya hanya sekitar Rp2.800 per kilometer per liter ekuivalen. Harganya sama. Ini kalau dibawa ke sini akan menjadi mobil sejuta umat," kata Darmawan.
Dia pun percaya harga mobil listrik ke depannya akan coba menyesuaikan permintaan pasar. Sebagai contoh, ia menyebut mobil listrik Hyundai Ioniq 3 miliknya yang dulu dibeli seharga Rp790 juta, kini sudah dipasarkan di kisaran Rp550 juta.
"So in the future ada convergent oil based transport akan bergeser menjadi electric based transport. Dan itu belum kita hitung dalam hitung-hitungan pertumbuhan demand kita," tutur Darmawan.