BPPT kembangkan teknologi untuk tangkal serbuan garam impor
Deputi Bidang Teknologi Agro Industri dan Bioteknologi BPPT Eniya L. Dewi menambahkan, dalam lahan seluas 15.000 ha, nantinya petani bisa memproduksi 500.000 ton garam per tahun. Dengan demikian, ke depannya pemerintah tidak perlu mengimpor garam lagi. Nantinya, panen garam bisa dipercepat dari 12 menjadi empat hari.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengumpulkan dua menteri koordinator di rumah dinasnya di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Menteri yang dimaksud adalah Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.
Pertemuan berlangsung sejak pukul 08.30 sampai pukul 10.00 WIB. Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto yang turut hadir mengatakan pertemuan itu membahas soal rencana produksi garam nasional menggunakan teknologi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"(Selain di NTT) Ada NTB (Nusa Tenggara Barat), Jeneponto Sulawesi Selatan. Jeneponto kan juga termasuk tempat garam. Nanti Menko Maritim lah yang akan mengkoordinir. Kalau sukses, akan disampaikan ke daerah lain," ujar Unggul di depan rumah dinas Wapres, Jumat (4/8).
Kawasan NTT, NTB, dan Sulawesi Selatan memiliki lahan yang luas sehingga tepat dijadikan sentra produksi garam menggunakan teknologi. Selain itu, kawasan tersebut memiliki curah hujan yang rendah sehingga mempercepat produksi garam.
"Optimal (lahan yang dibutuhkan) itu 400 hektar, 2 waduk, evaporation butuh 300 hektar. Itu optimum ya. Misalnya cuma ada 15 hektar, itu belum optimum. Kalau ekspansi lahan, ke NTT yang lebih memungkinkan," ucapnya.
"Kalau di Jawa Tengah, Madura, kebanyakan lahan sudah milik petani, kayaknya harus ada solusi lain untuk bisa melakukan seperti itu," sambung dia.
Deputi Bidang Teknologi Agro Industri dan Bioteknologi BPPT Eniya L. Dewi menambahkan, dalam lahan seluas 15.000 ha, nantinya petani bisa memproduksi 500.000 ton garam per tahun. Dengan demikian, ke depannya pemerintah tidak perlu mengimpor garam lagi.
"Petani bisa panen dalam 4 hari dari sebelumnya 12 hari," ucapnya.
Perlu diketahui, pemerintah dan BPPT akan bekerja sama dalam memproduksi garam menggunakan teknologi ini. Produksi bisa digenjot dengan membangun lahan garam terintegrasi di kawasan sentra produksi garam tersebut.
Sementara, panen garam bisa dipercepat dari 12 hari menjadi empat hari menggunakan reservoir air laut bertingkat.
-
Mengapa Garam Kusamba memiliki rasa yang unik? Percaya atau tidak, dalam setiap proses pembuatan garam Kusamba tidak menggunakan bahan kimia sedikitpun. Para petani juga sempat terheran-heran dengan keunikan garam tersebut.
-
Bagaimana garam membantu mengawetkan makanan? Garam, sebagai pengawet alami, bekerja dengan cara menarik air keluar dari makanan. Ini menciptakan lingkungan yang kurang ramah bagi bakteri untuk berkembang biak, sehingga memperlambat proses pembusukan.
-
Bagaimana proses pembuatan Garam Kusamba dilakukan? Melansir dari situs indonesia.go.id, proses pembuatan garam Kusamba di Provinsi Bali ini masih tradisional yang sudah berlangsung sejak tahun 1500-an. Setiap petani akan mengambil air laut menggunakan alat tampah atau daun kelapa. Kemudian air asin itu disiramkan berkali-kali ke atas pasir hitam yang menjadi wadah pembuatan garam. Pasir yang sudah disiram dengan air asin itu lalu dijemur selama kurang lebih dua jam. Setelah dijemur, pasir tadi dipisahkan bagian atasnya dan dibawa ke penampungan untuk dilakukan penyulingan. Dari penyulingan itu akan menghasilkan air tua yang kemudian di siram dengan air muda atau air pantai tanpa proses penjemuran. Keesokan harinya dari pagi hingga sore barulah dijemur dalam palungan kelapa untuk melanjutkan proses ke tahap pengkristalan. Apabila cuaca cerah, seluruh proses ini akan bisa selesai dalam 2 hari dan bisa segera dipanen.
-
Mengapa Bledug Kuwu mengandung garam? Fakta uniknya lagi, lumpur yang menyembur di Bledug Kuwu ternyata mengandung garam walaupun lokasinya jauh dari laut.
-
Apa keunikan dari Garam Kusamba dibandingkan dengan garam pada umumnya? Dengan proses yang tradisional, karakteristik dari garam Kusamba ini cenderung berbeda dari garam biasanya. Bentuknya sendiri putih bersih berkilau seperti kristal, lalu butiran-butirannya sedikit lebih besar dari garam pada umumnya. Paling menarik adalah pada bagian cita rasanya. Garam Kusamba ini memiliki rasa yang tidak terlalu asin, ada sentuhan gurih dalam setiap butirannya. Apabila petani membuatnya menggunakan palung kelapa, maka akan muncul rasa manis.
-
Apa yang dijual di warung Bu Ratmini dan Pak Wiarji? Pak Wiarji bercerita, di warung itu ia dan istrinya menjual aneka makanan dan minuman. Namun tak semua makanan bisa mereka hidangkan. Bu Ratmini mengaku sudah tidak bisa lagi memasak gorengan karena keterbatasan fisik yang ia miliki.
Baca juga:
Menko Luhut: BPPT ternyata punya teknologi buat garam, murah meriah
Curhat pedagang harga garam naik dari Rp 2.000 jadi Rp 6.000/bungkus
Cerita petambak garam di Takalar dulang untung di tengah kelangkaan
Polemik di balik impor 75.000 ton garam dari Australia di era Jokowi
Kadin harap impor garam tak dimanfaatkan para mafia
Bos BPS: Harga garam naik tak pengaruhi inflasi Juli 2017
Gara-gara garam mahal, harga telur asin naik tak karuan