BPS: Cuti Panjang Lebaran Buat Impor Indonesia Turun 20 Persen Jadi USD 11,58 Miliar
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, penurunan nilai impor pada Juni 2019 ini didorong penurunan impor migas maupun non migas. Di mana masa libur Lebaran pada 2019 turut menjadi penyebab karena perdagangan pun libur.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia mencapai USD 11,58 miliar pada Juni 2019. Angka ini mengalami penurunan 20,70 persen bila dibandingkan dengan Mei 2019 yang mencapai USD 14,61 miliar. Sementara apabila dibandingkan dengan realisasi impor pada Juni 2018 justru mengalami peningkatan sebesar 2,80 persen yang saat itu hanya USD 11,27 miliar.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, penurunan nilai impor pada Juni 2019 ini didorong penurunan impor migas maupun non migas. Di mana masa libur Lebaran pada 2019 turut menjadi penyebab karena perdagangan pun libur.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Apa yang ditemukan B.M. Diah di tempat sampah? Disitulah insting B.M. Diah sebagai seorang jurnalis bekerja. Ia diam-diam memungut kertas draf naskah proklamasi itu dari tempat sampah.
"Cuti panjang yang selama 9 hari di Juni 2019 itu sangat berpengaruh terhadap laju impor Indonesia," ujar Suhariyanto saat memberi keterangan pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, (15/7).
Dari catatannya, sektor migas turun sebesar 21,50 persen, yakni dari USD 2,18 miliar pada Mei 2019 menjadi USD 1,71 miliar pada Juni 2019. Lalu impor non migas turun 20,55 persen dari sebesar USD 12,42 miliar menjadi USD 9,87 miliar di Juni 2019.
Pria yang akrab disapa Kecuk tersebut menyatakan, pada komoditas non migas yang mengalami penurunan impor terendah adalah plastik dan barang dari plastik USD 131,8 juta, ampas atau sisa industri makanan USD 166,7 juta, besi dan baja USD 213 juta, mesin dan peralatan listrik USD 376,8 juta, mesin-mesin atau pesawat mekanik USD 399,6 juta.
Sedangkan komoditas yang mengalami peningkatan impor tertinggi yakni alumunium USD 143,2 juta, perhiasan atau permata USD 232,6 juta, gula dan kembang gula USD 16,7 juta, kain rajutan USD 13,5 juta, serta kendaraan bermotor atau komponen, terbongkar USD 10,3 juta.
Baca juga:
BPS Catat Nilai Ekspor Juni 2019 Turun 20,54 Persen
Laris Hingga Swiss, Penjual Kain Tenun Tapanuli Sukses Raup Puluhan Juta
Menteri Susi: Punya Kita Saja Banyak, Masak Tambah Impor Sampah
Intip Strategi Bisnis Pria Tamatan SMA Raup Omzet Rp600 Juta per Bulan
Neraca Perdagangan Migas Defisit, Arcandra Sebut Lebih Banyak Dipakai Dalam Negeri