BPS gandeng Kementerian/Lembaga tingkatkan kualitas data investasi
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap mengenai kondisi investasi Indonesia sangat dibutuhkan data yang betul-betul terperinci. Sayangnya, selama ini data investasi fisik di Indonesia masih mencakup poin yang terlalu umum.
Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar sosialisasi dan penguatan komitmen bersama Kementerian/Lembaga dalam penyusunan data Pembentukan Modal Tetap Broto (PMTB) atau investasi fisik yang lebih terperinci.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, komitmen ini mendorong Kementerian/Lembaga untuk memberikan data investasi yang dipegangnya kepada BPS, untuk kemudian diolah lebih lanjut.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa BSI fokus untuk memberikan kontribusi terhadap kemajuan ekonomi Indonesia? Direktur Kepatuhan & SDM BSI Tribuana Tunggadewi dalam acara tersebut mengatakan bahwa BSI sebagai bank syariah terbesar dan perusahaan milik pemerintah tentunya akan terus melakukan inovasi-inovasi kreatif untuk meningkatkan partisipasi perseroan dalam kemajuan ekonomi Indonesia. “Hal ini tentunya menjadi perhatian utama kami, bahwa sebagai perusahaan kami tidak hanya berbicara mengenai profit atau business only, tapi kami juga harus memberikan manfaat yang nyata kepada masyarakat,” kata Dewi.
-
Bagaimana BSI meningkatkan inklusi keuangan syariah di Indonesia? BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan literasi dan menyediakan produk-produk keuangan syariah yang dibutuhkan masyarakat melalui ekosistem keuangan yang terintegrasi. Hal ini demi meningkatkan inklusi keuangan syariah kepada masyarakat Indonesia.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
"Dengan ini bisa membreak down lebih detail (investasi fisik). Misalnya kemarin (pertumbuhan) investasi fisik 5,87 persen. Bisa dilihat bangunannya berapa. Mesin dan perlengkapan kemarin bagus 22 persen. Tapi kalau ditanya mesin dan perlengkapan itu apa saja? Itu enggak punya (datanya) kita," ungkapnya di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (23/8).
Dia menjelaskan, untuk mendapatkan gambaran lebih lengkap mengenai kondisi investasi Indonesia sangat dibutuhkan data yang betul-betul terperinci. Sayangnya, selama ini data investasi fisik di Indonesia masih mencakup poin yang terlalu umum.
"Jadi bisa dilihat oleh Pemerintah sekian persen, oleh rumah tangga sekian persen, oleh private company sekian persen," imbuhnya.
Menurutnya, data investasi yang terperinci tersebut akan sangat membantu pemerintah dalam membuat kebijakan yang lebih tepat sasaran. "Dari sana kita bisa lihat sektor mana yang harus disentuh. Misalnya bangunan terlalu banyak real estate, itu kan enggak bagus juga. Kalau bangunan jalan, sanitasi dasar, pasti lebih bagus," jelasnya.
Suhariyanto mengaku, pihaknya tidak menetapkan batas waktu tertentu sebagai target penyelesaian data investasi tersebut. Data akan diluncurkan oleh pihaknya sesuai dengan sektor mana yang lebih siap dan lengkap.
"Kita akan keluarkan bertahap. Mana yang sudah siap dulu. Bangunan misalnya, katanya sudah bagus. Kita keluarkan itu," tandasnya.
Baca juga:
Kendalikan impor, pemerintah bakal identifikasi 500 komoditas
Bos BPS: Daya beli buruh tani turun 0,48 persen
BPS: Impor Juli 2018 terbesar sejak 2008
Impor Indonesia naik 62,17 persen selama Juli 2018
Neraca perdagangan Juli 2018 defisit USD 2,03 miliar
Jokowi minta devisa hasil ekspor dibawa ke Indonesia, apa untungnya?