BPS Ingatkan Pemerintah Waspadai Musim Kemarau
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto meminta kepada pemerintah untuk mengantisipasi musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober 2019 mendatang. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga pasokan produksi bahan pangan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto meminta kepada pemerintah untuk mengantisipasi musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober 2019 mendatang.
Menurutnya, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga pasokan produksi bahan pangan. Sebab, komponen tersebut kerap memberikan andil terhadap inflasi.
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa penghargaan terbaru yang diraih BSI? Terbaru, mereka mendapatkan apresiasi sebagai “The Best Financial Performance Bank in 2022 (KBMI 3) Asset > IDR 200 Trillion dan Excellent Financial Performance Bank in 2022” dalam acara Infobank Banking Appreciation 2023 yang diselenggarakan oleh Infobank Media Group dan “The Most Outstanding Bank Syariah” dalam acara Bisnis Indonesia Financial Award 2023.
-
Apa yang dilakukan BULOG untuk menstabilkan harga beras di Indonesia? “Masyarakat tidak perlu khawatir, Pemerintah melalui Bulog sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total per kemarin (14/12) sebanyak 1,1 juta ton dan kegiatan ini juga terus berlanjut digelontorkan sampai harga stabil," kata Tomi.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana dampak kemarau panjang terhadap harga beras? Produksi sawah petani terancam gagal karena hal ini.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
"Musim kemarau yang diprediksi akan berlangsung sampai dengan bulan Oktober pasti akan berdampak pada produksi bahan pangan. Itu perlu diwaspadai pemerintah untuk menjaga pasokan," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (2/9).
Berdasarkan catatan BPS, kelompok bahan makanan pada Agustus 2019 menjadi penyumbang inflasi pada periode tersebut. Komoditas dominan yang memberi andil inflasi yakni adalah cabai merah yang menyumbang sebesar 0,01 persen, dan cabai rawit sebesar 0,07 persen
Sebelumnya, Anggota Komisi IV DPR RI Darori Wonodipuro mengingatkan pentingnya antisipasi atas datangnya musim kemarau yang dapat berdampak pada turunnya produksi hasil pertanian.
Darori mengatakan, potensi terjadinya puso dan gagal panen pada tahun ini bisa diantisipasi melalui sistem pengairan yang baik. Namun, pemeliharaan waduk maupun saluran irigasi yang ada saat ini belum sepenuhnya dilakukan dengan optimal.
"Ketika kita butuh air, justru kita tidak punya air. Maka saya usulkan kepada pemerintah, selain membangun waduk baru, waduk lama juga dipelihara. Sehingga bisa digunakan masyarakat di musim kemarau," kata Darori.
Selain itu, dia mengharapkan pemerintah juga memberikan perhatian kepada kebijakan subsidi usai masa panen bagi para petani dan jaminan atas kepastian harga hasil panen.
Baca juga:
Bos BPS Sebut Pergerakan Harga di Ibu Kota Baru Terkendali
Bos BPS Sebut Belum Ada Laporan Dampak Ekonomi dari Kerusuhan Papua
BPS: Tingkat Hunian Kamar Hotel Juli 2019 Naik 4,46 Persen
Nilai Tukar Petani Naik 0,58 Persen di Agustus 2019
BPS Catat Inflasi Agustus 2019 Sebesar 0,12 Persen
Dari Pantauan BI, Inflasi Agustus Diprediksi Sebesar 0,15 Persen